"Generalisasi. Itulah kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini bukan hanya merupakan masalah bagi Kpopers, sebutan bagi para penggemar musik KPop atau Sone, sebutan untuk penggemar SNSD, tapi merupakan masalah untuk kita. Begitu mudahnya melabeli sekelompok orang sebagai simbol seks dan pelacuran tanpa melakukan pencarian data atau sumber berita yang jelas, tidak memverifikasinya. Tentunya dengan pernyataannya ini, akan ada pihak yang merasa terisnggung ataupun tersakiti," lanjut dia.
RG pun dengan hormat meminta Elly Risman meminta maaf atas pernyataan beliau tentang pelabelan SNSD sebagai band simbol seks dan pelacuran.
"Semoga ke depannya, Ibu dapat lebih bijak dan berhati-hati untuk menyampaikan tautan berita dengan memverifikasi terlebih dahulu kebenaran dan faktualitas berita tersebut, sebelum akhirnya menjadi viral seperti saat ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf telah mengklarifikasi pernyataan dari Elly Risman.
Menurut Triawan, SNSD dijadikan bintang tamu pengisi acara Countdown Asian Games 2018, bukan menjadi tamu HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Asian Games 2018 itu termasuk China, Jepang, India. Jadi kan Asia ini acaranya, jadi selain dimeriahkan oleh artis-artis nasional, juga akan dimeriahkan oleh artis-artis yang punya daya tarik secara Asia dan dunia. Kami undang yang terkenal-terkenal di Asia. Tapi ini tergantung dengan anggaran kami terbatas," kata Triawan.
Ayah penyanyi Sherina Munaf ini sempat ke Seoul sekitar sebulan yang lalu. Dia awalnya meminta Psy untuk jadi bintang tamu, namun tidak bisa.
"Terus ketemu SNSD, saya bicara mereka tertarik untuk datang ke Jakarta. Walau sedang sibuk, nah sekarang sedang negosiasi dengan manajemennya," kata dia lagi.