Suara.com - Fenomena pembajakan karya cipta lagu dan musik di Indonesia seperti hama yang sulit diatasi. Bahkan saat ini pelanggaran hak cipta musik bukan hanya merambah fisik dalam bentuk Compact Disc (CD) melainkan juga ke ranah digital.
Kampanye melawan pembajakan hampir tiap tahun didengungkan, tepatnya di Hari Musik Nasional yang jatuh tiap tanggal 9 Maret. Tapi tetap saja, penyakit bernama pembajakan ini seperti tak ada obatnya.
Tresno Riadi, salah satu musisi yang sudah cukup lama berada di industri musik menganggap pembajakan di Indonesia sudah pada tahap stadium paling parah. Vokalis band ska Tipe-X itu mengibaratkan kondisi industri musik di Tanah Air seperti mayat hidup.
Kepada Suara.com baru-baru ini, Tresno berbagi pandangannya mengenai praktik pembajakan yang tak kunjung selesai. Sebagai seorang musisi, Tresno sudah tentu merasa begitu gerah.
Baca Juga: Atalarik Akhirnya Izinkan Tsania Marwa Bertemu Anak-anak
Ingin tahu lebih lengkap, berikut ini wawancaranya:
Apa pendapat Anda tentang industri musik di Tanah Air saat ini?
Kalau mau jujur, industri musik kita sekarang tuh hidup segan mati nggak mau ya.
Maksudnya?
Iya karena masih banyaknya bajakan yang membuat banyak musisi sekarang malas berkarya bikin album, karena bingung mau dikemanain karyanya dijual. Siapa juga yang mau beli.
Baca Juga: Momen Kocak Stella Cornelia Saat Bertemu Iriana Jokowi
Ada yang salah ya berarti dengan penanganan praktrik pembajakan?
Gue sih berharap semua musisi yang pernah merasakan manisnya industri musik Indonesia bekerjasama untuk memberikan dukungan dan pembelajaran ke masyarakat agar masih mau mendukung karya musik kita.
Bukannya saat ini sudah banyak wadah yang dibuat sebagai salah satu cara mengurangi pembajakan?
Wadah sih udah banyak ya, tapi itu semua hanya melindungi karya cipta musisi indonesia. Menurut gue yang terpenting bukan perlindungan pada saat lagu ini sudah dirilisnya ada di media tertentu. Tapi gimana menjaga agar hak-hak musisi dan band bisa terus dilindungi.
Contohnya gini, kalau kita ngomongin bajakan itu udah ada bertahun-tahun, terus mau diapain solusinya nggak ada. Kita mau ada solusi menarik agar industrinya bisa hidup. Supaya orang-orangnya mau beli kaset original. Soalnya setiap kali konser pasti ramai yang datang, makanya ada yang salah nih, itu yang harus dibenerin dulu.
Jadi yang salah sebenarnya siapa? Sistem atau masyarakat?
Menurut gue mereka itu bukan nggak mau beli asli. Tapi akses mereka ke bajakan lebih mudah dibanding akses ke kaset original, itu sih, ada yang salah sama pelaku musik kita.
Apa yang Anda harapkan dari pemerintah soal pembajakan?
Paling penting semua pelaku-pelaku seni di industri musik turun bersama. Terus ada aksi yang jelas, butuhnya kan aksi kalau memang ada undang-undangnya. Harusnya prakteknya di lapangan harusnya sama, jangan bilang ada undang-undang soal bajakan tapi prakteknya beda di lapangan. Kalau soal portal mengunduh gratis harusnya bikin portal semua berbayar supaya nggak download gratisan.
Pesan buat masyarakat?
Kita bikin karya nggak gampang nggak sembarangan, kita curahin semua tenaga untuk suatu karya, tapi baru juga selesai udah jadi bahan bajakan aja di internet. Itu juga harus diperhatikan penggemar dan pemerintah gimana caranya supaya itu semua dijadikan berbayar.
Situs penyedia unduh lagu-lagu sudah banyak juga yang berbayar, cukup membantu?
Tetep aja nggak bakal laku juga mereka, kalau pola pikir masyarakat masih lebih murah download ilegal bukan beli di spotify dan iTunes. Bisa diitungkan yang beli dan langganan di aplikasi berbayar. Apalagi nggak ada pemberitahuan yang jelas soal itu. Jadi tetep masyarakat nyari yang gampang aja terus. Dan aplikasi berbayar yang ada bakal tutup bisa juga.
Anda sendiri bagaimana cara menikmati musik?
Gue sih dari dulu masih dengerin dan koleksi kaset serta Compact Disc (CD) ya. Gue ngerasa senang dan punya kebanggaan sebagai musisi adalah album fisik. Gue punya memorabilia temen-temen musisi dalam dan luar negeri, masih ada beberapa. Ada kebanggaan ketika temen kita ternyata nggak punya gitu. Nah semangat ini yang mesti kita tanamin lagi sekarang ke penggemar dan masyarakat.
Tipe-X sendiri bagaimana agar tetap bertahan di industri musik seperti sekarang ini?
Ya Alhamdulillah offair-nya di kota-kota di Indonesia lumayan banyak, jadi sibuk sih. Dan itu yang tadi gue bilang banyak yang datang ke konser dan bayar, tapi kok mau beli kaset original susah.
Tipe-X sendiri sudah cukup lama di blantika musik Indonesia. Agar karya-karya kalian tetap diterima masyarakat bagaimana?
Ya banyak-banyak dengerin referensi dari luar pasti ya, kan musik ska juga sekarang berkembang. Banyak band-band ska, dari Meksiko, Turki, itu jadi inspirasi juga, Jepang juga. Mereka punya karakter sendiri buat band-band skanya. Begitualah kita juga manfaatin teknologi untuk cari referensi di YouTube.