Interview: Nasib Pandji Pragiwaksono Pascapilkada

Yazir FaroukIsmail Suara.Com
Sabtu, 15 Juli 2017 | 10:23 WIB
Interview: Nasib Pandji Pragiwaksono Pascapilkada
Pandji Pragiwaksono dalam jumpa pers Stand Up Comedy Indonesia (Suci) 7, di kawasan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017) [suara.com/[Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandji Pragiwaksono punya peran cukup penting di pesta demokrasi Pilkada DKI Jakarta 2017 kemarin, khususnya di kubu Anies-Sandi. Komika yang juga seorang aktor itu masuk dalam daftar Tim Pemenangan pasangan nomor urut 3.

Pandji didaulat sebagai juru bicara bersama para tokoh lainnya, baik dari partai pendukung atau non-partai. Tugasnya adalah menyampaikan program kerja serta gagasan yang diusung Anies-Sandi.

Kini, Pilkada DKI telah usai dan Anies-Sandi dinyatakan sebagai pemenangnya. Pandji mulai kembali ke habitatnya di dunia Stand Up Comedy, film, presenter, dan tulis menulis.

Belum lama ini, Pandji sempat berkunjung ke redaksi Suara.com. Kami pun sempat bertanya tentang bagaimana nasibnya usai menjadi jubir dan seperti apa hubungannnya dengan teman-teman artis pendukung kubu lawan saat ini. Berikut wawancaranya:

Baca Juga: Menkominfo: Saya Punya Bukti 'Telegram' Digunakan Teroris

Pilkada DKI sudah selesai, masih ada tugas yang diberikan Anies dan Sandi untuk Anda?

Sudah nggak, sejak ketahuan menang langsung minta izin untuk copot jabatan, kembali lagi kedalam bagian masyrakat.

Ada kelanjutannya lagi atau diangkat untuk memegang suatu jabatan mungkin?

Diangkat apa? Nggak diangkat apa-apa. Pokoknya balik lagi seperti semula, bergabung dengan masyarakat biasa. Biar bisa menggonggoin pemerintah daerah.

Di Pilkada kemarin, Anda beda pilihan dengan teman-teman artis, terutama dari sesama komika seperti Ernest Prakasa misalnya. Bagaimana Anda menanggapinya?

Baca Juga: Marcelo: Kami Bersama Ronaldo hingga Mati

Boleh-boleh aja, semua orang bebas mau ngomong seperti apa, mau kritik boleh. Pokoknya nggak apa-apa.

Anda sakit hati dikritik?

Nggak lah. Sama temen-temen yang suka ngeritik masih suka nongkrong. Sekarang aja aku lagi bikin naskah film belajarnya sama kang Ernest. Padahal kita beda pilihan.

Anda tidak marah?

Masih biasa-biasa aja. Cuman orang pikir kita marahan. Orang sulit membedakan diskusi dan berantem. Melihat orang berdiskusi keras dianggap berantem.

Jadi masyarakat yang salah anggapan ya?

Masyarakat masih harus belajar bahwa lawan bukan musuh. Kayak Lionel Messi sama C. Ronaldo kan mereka berteman. Rolling Stone sama The Beatles berteman, tapi media mikirnya bermusuhan.

Bagaimana perasaan Anda setelah Pilkada selesai? Apa yang Anda lakukan sekarang?

Biasa aja. Sekarang sibuk sama promo film Insya Allah Sah!, habis ini udah masuk persiapan film berikutnya. Dan film yang berikutnya juga lumayan besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI