Suara.com - Fenomena alam berupa suara cukup keras mirip bunyi klakson kapal yang berasal dari langit sudah terjadi di sejumlah negara seperti Australia, Jerman, Amerika Serikat, dan Kanada. Paling baru, suara itu terdengar di langit Yerussalem pada Oktober 2016.
Beragam tanggapan pun muncul atas fenomena tersebut. Ada yang meyakini suara itu adalah suara terompet sangkakala kiamat yang dibahas di dalam kitab suci.
Namun ada juga yang tak percaya itu adalah suara sangkakala seperti ilusionis Demian Aditya misalnya.
Demian punya alasan. Kata dia, ramalan tentang hari kiamat yang belakangan muncul tak pernah terbukti. Orang-orang terlalu berlebihan menanggapinya.
"Dulu banget tahun 1999 yang bulan 9 tahun 99 katanya kiamat. Semua orang pada panik tapi nggak kejadian," kata Demian kepada Suara.com baru-baru ini.
Baca Juga: Studi: Anak Prematur Bisa Berprestasi Seperti Anak Normal
Kemudian, Suku Maya pernah meramalkan Kiamat terjadi pada 21 Desember 2012. Tapi nyatanya, prediksi itu gagal total.
"Maksud saya jangan bikin sesuatu yang bikin kita parno. Jalanin hidup saja, mati pasti mati tapi nggak tahu kapan, nikmati saja," ujar Demian.
Punya anggapan seperti itu, Demian yang seorang muslim bukannya tak percaya dengan kebesaran Allah. Tapi dia hanya tak mau langsung mengaitkan fenomena alam dengan tanda hari kiamat.
"Perlu mempertanyakan hal seperti itu tapi saya lebih netral, bukannya nggak percaya. Sudahlah nikmati saja, kalau ketemu hal begitu, berarti kita kayak diingatkan. Nih berarti kita harus lebih beramal, jalani hidup dengan baik," ujarnya.
Memang, sampai sekarang belum ada penelitian khusus yang membahas dari mana suara tersebut berasal. Namun sejumlah pakar menyebut suara itu bisa saja dihasilkan dari gempa akibat gesekan lempengan bumi atau radiasi elektromagnetik.
Baca Juga: Trump-Kim Jong Un Tegang, Dennis Rodman Nekat ke Korut