Ustaz Saleh Mahmud (Solmed) sempat panik dan bingung atas kejadian yang menimpanya di Bandara Changi, Singapura, Sabtu (3/6/2017). Apalagi semua barang-barangnya diambil secara paksa khususnya telpon genggam yang jadi satu-satunya alat komunikasi.
Dirinya sudah berusaha menghubungi Kedutaan Indonesia yang ada di Singapura untuk meminta bantuan. Tetapi sayangnya tak ada jawaban sama sekali setelah dihubungi beberapa kali.
Sampai akhirnya saat telpon genggamnya dikembalikan, ia berinisiatif coba melakukan cuitan di akun twitternya. Tujuannya jika sewaktu-waktu terjadi apa-apa ada orang yang membaca dan bisa membantunya.
"Iya saya kan niat cuma satu hari ke Singapura, jadi saya nggak bawa baterai cadangan. Akhirnya saya terpaksa ngetweet soal kejadian hang saya alami. Karena saya nggak tahu harus laporan ke siapa," ucap Solmed saat dihubungi pewarta, Sabtu (3/6/2017) malam.
"Karena saya sudah telepon KBRI tidak ada yang mengangkat berulangkali, jadi saya bingung harus bagaimana. Setidak-tidaknya takut terjadi apa-apa, saya men-tweet dan bercerita tentang apa-apa yang saya alami. Gitu aja sih," tuturnya.
Untungnya setelah melakukan cuitan dibtwitter dirinya dibebaskan pihak yang berwenang di sana. Ia dibebaskan sekira pukul 7 malam waktu Singapura.
"Jam 7 baru saya dikeluarkan dari ruang isolasi. Kemudian saya pulang dan sampai Jakarta sekitar pukul 9 malam," ujarnya.(Wahyu Tri Laksono)