V: Razqa itu dari 4 tahun, puasanya langsung full. Jadi kami (orangtua) yang justru suka bilang, "Raska sudahan saja puasanya." Dia jawab, "Ah nggak ah, nggak mau tanggung".
Nah biasanya dia uring-uringan itu di jam 5 (sore). Kalau di jam lima sore mau buka puasa, dia langsung bilang "Aku mau buat teh manis sembilan ya". Jadi mungkin saking hausnya dia selalu ngomong kayak begitu.
Dan kalau dia sudah nggak sabar mau buka, aku suka ngomong "Aduh sayang banget, tanggung banget ya. Kakak kan dikasih muka ganteng kayak gini karena Allah.
Aa (Razqa), lho bunda lihat kambing hidungnya gini", maksudnya aku perumpaan ke hewan, supaya dia merasa bersyukur dengan apa yang dia miliki itu karena cinta Allah ke dia. Jadi dia harus cinta kepada Allah, begitu.
S: Biasanya ada penghargaan atau reward buat anak yang sanggup berpuasa ?
V: Itu pasti, karena itu kan untuk stamina dia pas bulan puasa dan semangat juga. Kalau reward-nya mungkin kayak hadiah-hadiah gitu.
Razqa tahun lalu dia nggak minta reward, tapi kami orang tuanya janji. Ya, sudah pilih mainan apa saja yang disuka. Ya, sekedar mainan saja sih.
S: Bagaimana menjabarkan makna puasa jika anak bertanya?
V: Jadi Raska nggak pernah aku kasih iming-iming. Kalau dulu dia nanya, "Puasa untuk apa?". Saya jelaskan, "Kakak sayang nggak sama Allah?", "Sayang" gitu katanya.
"Ya, sudah kalau kakak sayang, kakak puasa". Tapi masih tanya lagi, "Terus kenapa kita puasa?" Jadi anakku sudah mulai kritis. Lalu kujawab, "Karena puasa itu supaya kita bisa nahan emosi, nahan hawa nafsu".