Interview: Teuku Rifnu Wikana Ternyata Jago Menulis Naskah Teater

Sabtu, 29 April 2017 | 09:02 WIB
Interview: Teuku Rifnu Wikana Ternyata Jago Menulis Naskah Teater
Teuku Rifnu Wikana. [Suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebelum-sebelumnya saya juga sudah nulis puisi, cerpen-cerpen juga tapi nggak banyak. Karena memang saya nggak bisa nulis bentuknya pesanan. Semua karya saya itu berdasarkan endapan yang kemudian membatu.

Jenis tulisannya seperti apa?

Saya lebih sisi humanis yang saya angkat. Soalnya dari dulu arah saya membaca buku sukanya karya Iwan simatupang. Kan karyanya beliau nggak jauh-jauh dari soal manusia. Mempertanyakan keberadaan manusia, aku ini siapa sih.

Kayak karya saya yang Selamat ini terus dijadikan film Night Bus ini kan dimetaforakan seperti suatu negara. Tapi konflik menyudutkan mereka, yang akhirnya membuat manusia saling bersatu dan membantu, dan jadi manusiawi banget.

Baca Juga: Di-bully Fans BTS, Cinta Kuya Mogok Sekolah 2 Hari

Situs Lentera Timur itu lebih kekir-kirian ya kalau tidak salah?

Sebenarnya lentera timur itu bukan identik dengan kiri ya. Tetapi lebih kepada masalah budaya. Soal Masyarakatnya kenapa meninggalkan masyarakatnya yang dulu. Itu yang diangkat, kalau Martin mengantarkan ke Lentera Timur karena temanya menarik. Kalau saya sendiri nggak ada urusan mau dibawa kemana. Silahkan saja, Lentera timur, barat, dan hitam nggak peduli. Bang Martin kenapa saya sangat dekat sekali, karena saya nongkrong di taman Ismail Marzuki, dan kebetulan sering lihat pementasan teater karya saya. Dan juga saya hadir juga di acara Meja Budaya yang digagas beliau. Yang paling penting kami sama-sama orang Tanjung Balai, nah itulah yang membuat kita ketemu. Ada tulisan coba abang baca, ya silahkan. Dan saya sangat jauh dari pikiran Kanan, Kiri.

Berapa cerpen yang sudah Anda buat?

Saya nggak itung, kayaknya lebih dari sepuluh. Kenapa nggak dipublish, karena memang untuk konsumsi pribadi. Tapi kalau ada buat film, berani berapa.

Anda puas hanya bikin tapi tidak dipublish?

Baca Juga: Begini Reaksi Luna Maya dan Reino Disinggung Rencana Pernikahan

Ya mungkin karena saya seniman kali ya. Tulisan itukan soal salah satu penyalur energi yang tercurahkan. Tulisan buat saya itu adalah untuk mengurangi isi kepala saya yang menumpuk. Setidaknya mengurangilah, biar nggak meledak kepala saya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI