Suara.com - Stasiun televisi pemerintah Rusia mengatakan akan memboikot kompetisi lagu Eurovision tahun ini setelah negara penyelenggara, Ukraina, akan melarang kontestan Rusia itu untuk berpartisipasi.
Sementara itu, Moskow telah menolak dua kemungkinan kompromi yang ditawarkan pihak penyelenggara.
Ukraina mengatakan bahwa penyanyi Rusia, Yulia Samoylova, tidak diperbolehkan datang ke Kiev untuk mengikuti kompetisi itu bulan depan karena ia pernah tampil di Krimea setelah wilayah itu dicaplok oleh Rusia.
Moskow menuding Ukraina melakukan diskriminasi terhadap Samoylova dan melanggar peraturan kompetisi.
Baca Juga: Tren Baru, Mantan Suami Istri Tinggal Serumah
Penyelenggara kompetisi juga mengecam keputusan pihak berwenang Ukraina tersebut, namun mengatakan acara kontes lagu tetap akan berjalan.
Channel One, stasiun televisi pemerintah Rusia yang menyiarkan kompetisi itu kepada para penonton Rusia, mengatakan jika pihak penyelenggara telah menawarkan pilihan untuk mengirimkan penyanyi pengganti atau Samoylova bisa tampil melalu saluran video dari Moskow.
"Dalam pandangan kami, (perlakuan) ini merupakan diskriminasi terhadap peserta Rusia dan tentu saja tim kami tidak akan menyetujui syarat-syarat tersebut," tegas Yuri Aksyuta, pemimpin produksi untuk program musik dan hiburan.
"Tentu saja, kami tidak akan mengambil bagian dalam kompetisi Eurovision 2017 di bawah syarat-syarat yang ditawarkan kepada kami, dan kami tidak akan menyiarkannya pula," ujarnya.
"Ketidakhadiran peserta dari Rusia, dalam pandangan saya, merupakan masalah serius terhadap reputasi kompetisi itu sendiri, dan bagi para pemirsa Rusia, ini juga menjadi alasan untuk tidak menonton kompetisi itu." Kontes lagu tahunan tersebut telah menarik perhatian jutaan pemirsa di seantero Eropa. Bagi banyak negara, terutama negara-negara bekas Komunis di Eropa, tampil baik di acara itu dianggap sebagai kebanggaan nasional.
Baca Juga: Selain Kecantikan, Suntik Botox Untuk Obati Saraf
Kiev mengatakan bahwa Samoylova telah melanggar perbatasan Ukraina dengan memasuki Krimea tanpa meminta izin dari pihak berwenang Ukraina. Moskow mencaplok Krimea pada 2014, namun banyak negara menganggap Krimea sebagai wilayah Ukraina.