Teror Novel, Bimbim Slank: Biadab, Tapi Risiko Perjuangan

Kamis, 13 April 2017 | 11:31 WIB
Teror Novel, Bimbim Slank: Biadab, Tapi Risiko Perjuangan
Bimbim bersama istri, Reny Setiawati dan putra bungsu mereka, Mao, saat peluncuran album ke-22 Slank berjudul Palalopeyank di markas Slank, Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2017). [suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musikus Bimo Setiawan Almachzumi atau dikenal Bimbim Slank mengaku marah terhadap teror yang menimpa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Kulit wajah Novel melepuh dan penglihatan matanya jadi berkurang setelah kena air keras. Novel, yang kini dirawat di rumah sakit di Singapura, mendapat serangan itu usai salat subuh berjamaah di masjid Jami Al-Ihsa, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).

"Biadab ya. Tapi itu resiko perjuangan," ujar Bimbim di markas Slank, Gang Potlot, Duren Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu malam (12/4/2017).

Bagi drummer berusia 50 tahun ini, tindakan teror itu bisa memicu rakyat Indonesia mendukung tindakan KPK yang ingin memberantas korupsi di Indonesia.

"Kalau ini test case koruptor untuk melihat seberapa besar rakyat ngedukung KPK, justru rakyat akan nunjukin," lanjut Bimbim.

Dari sini, grup Slank semakin mendukung gerakan KPK untuk melawan orang-orang yang melakukan korupsi di Indonesia.

"Fight againts corruption. Dan seperti yang tadi kami obrolin, fokus kami adalah tindak pidana korupsinya ya. Bukan revisi UU KPK," dia menandaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI