Kalau saya sebagai seniman, saya nggak mau nyebut nama. Yang pantes buat saya selain yang peduli sama buruh dan tani, pedagang, peduli juga sama seniman dan seniwati. Soalnya di Bandung dan jawa Barat itu seniman banyak banget yang belum ada kerjaannya. Yang manggungnya begitu-begitu saja, yang ngamen juga ada. Artinya semua peduli sama seniman dan budaya di Jawa Barat yang penting dia bener dan amanah. Saya seniman jual jasa, mendukung itu bukan secara personal tapi kebijakannya nyaman untuk rakyat atau tidak.
Anda menolak maju karena melihat pengalaman sahabat Anda, Andre Taulani yang pernah gagal?
Andre dulu saya yang kasih tahu, saya tanya ke dia "Andre buat apa kamu jadi pemimpin?" Terus dia bilang "ya saya buat memajukan Tangerang". Nah yaitu bagus, menurut saya pemimpin yang bagus itu yang dipilih langsung oleh rakyat, yang maju atas suruhan rakyat bukan kita yang maju sendiri, dan merasa gua harus jadi pemimpin nah itu yang salah. Soalnya tanggung jawabnya pemimpin kan ke masyarakat gitu.
Apa yang bisa diambil dari pengalaman Andre?
Baca Juga: Bianca Liza Buka Kedai Kopi
Kalau masalah gagalnya si Andre itu pasti saya ambil pengalamannya dari situ, artinya Andre pun kalau ditawarin lagi nggak mau. Kang Dicky Candra akhirnya mengundurkan diri yang masalah di pemerintahannya banyak banget di Garut terus nyalonin diri lagi di Tasikmalaya juga gagal.
Bagi Anda, sosok pemimpin harusnya bagaimana?
Buat saya udah lah jadi pemimpin umat dalam seni aja. Kan banyak di rumah saya sudah menjadi pemimpin, di televisi saya jadi pemimpin bagi penggemar. Artinya saya memberikan contoh yang baik bagi orang-orang sekitar saya. Kan pemimpin itu begitu. Daripada ujungnya korupsi dan masalah lainnya, kan jadi nggak kasih contoh yang baik. Manusia mah kan nggak ada cukupnya kalau udah jadi pejabat kurang aja.
Terus kalau Anda dipaksa dan dirayu untuk maju bagaimana?
Intinya saya nggak mau terhasut sama omongan orang yang ngajak-ngajak bilang belajar politik bisa sambil jalan yang penting kepilih dulu. Saya nggak mau, sejak kecil sudah cita-cita jadi seniman dan harus jadi seniman terus. Sampai akhir nggak ada di dunia bahkan jadi seniman terus. Politik pasti ribet soalnya kita nggak paham. Kalau kita nggak bisa jadi politik nggak usah masuk politik. Saya tuh ngambil omongan orang Sunda "sakeple na saceklekna artinya kita sepegangnya aja. Kalau kita mampunya jadi seniman ya jadi seniman aja. Kalau kang Ridwan Kamil kan memang sekolahnya politik, ngerti soal politik, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, mereka tahu politik. Kalau saya belajar politik dari awal lagi nggak mungkin saya langsung tahu.
Baca Juga: Gara-gara Ini Dian Sastro Bikin Puteri Indonesia 2017 Nangis
Apa pesan Anda untuk Pilgub Jawa Barat?