Suara.com - Belum juga reda kasus postingan-nya beberapa waktu lalu di Instagram soal tudingan telah menghina ulama. Kini, pedangdut Inul Daratista terancam dilaporkan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Polda Metro Jaya.
Ancaman ini datang dari keluarga korban kebakaran tempat karaoke milik Inul, Inul Vizta, yang terjadi di Manado, Sulawesi Utara, 2015 silam.
Salah satu dari keluarga korban, Adie Mohawk Shceetpova, suami almarhum Silvia Yolanda Kaawoan, dan Weiby Kaawoan, ayah Bryan Kaawoan, tidak terima dengan perlakuan pihak Inul dan kuasa hukumnya yang dinilai melakukan pembohongan publik.
Pembohongan itu terkait dokumen palsu bukti perjanjian atas ganti rugi pihak Inul kepada pihak korban Silvia. Menurut keluarga korban, perjanjian yang beredar di media berbeda dari dokumen yang ditandatangani pihak keluarga korban.
Baca Juga: Malaysia Desak Korut Serahkan Tersangka Pembunuh Kim Jong Nam
Menggandeng Henry Indraguna sebagai pengacara, Adi dan Weiby membeberkan, bahwa Inul tidak pernah memberikan santunan sepeserpun kepada korban meninggal Silvia.
"Dia (Inul Daratista) bawa orang-orang. Dia kasih uang sama kami 150 juta ditambah 20 (juta) untuk acara penghiburan--adat orang Manado. Dia kasih dua kwitansi pada saya. Saya bilang, karena Bryan belum kawin ya memang sama saya. Tapi, kalau Silvia sudah menikah, hubungi saja suaminya (Adi). Tapi saya enggak tahu (pihak Inul) sudah hubungi Adi atau belum sampai sekarang," ujar Weiby di Office Tower Belleza, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Jumat (31/3/2017).
Weiby menambahkan, Inul juga sempat ingkar janji akan datang ke rumah duka setelah korban meninggal. Inul, kata Weiby, baru datang dua minggu setelah penguburan Bryan.
"Kami hubungi, kami tunggu enggak muncul-muncul. Waktu dari rumah sakit enggak ada pihak Inul yang datang juga. Baru dua minggu setelah penguburan, dia datang malam-malam. Dia bilang mau bantu pembuatan kubur dan uang penghiburan," ungkap Weiby.
Baca Juga: Batalkan SP2 Novel Baswedan, KPK Terima Banyak Tekanan?
Sementara, Adi menyesalkan tidak adanya etiket Inul untuk menemuinya. Bahkan, menurut Adi, Inul juga memfitnahnya dengan menyebut seorang oknum yang ingin menumpang tenar dan mendapat banyak warisan atas kematian Silvia.