Ratna Riantiarno: Teater Tak Bisa Nafkahi Saya!

Madinah Suara.Com
Kamis, 23 Februari 2017 | 18:21 WIB
Ratna Riantiarno: Teater Tak Bisa Nafkahi Saya!
Ratna Riantiarno. [suara.com/Risna Halidi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 50 tahun lebih bergelut di panggung teater, aktris Ratna Riantiarno mengaku masih tak bisa menggantungkan hidup pada dunia seni pertunjukan yang dicintainya. Menurutnya, seni teater memang tak sepopuler seni pertunjukan lain seperti tari dan musik.

Meski demikian, istri penulis drama dan sutradara Nano Riantiarno ini optimis teater masih diminati masyarakat.

"Saya melihat festival teater anak SMA itu luar biasa. Padahal itu hanya ekstrakurikuler. Itupun ada yang didukung oleh pihak sekolah, ada juga yang tidak diperhatikan, tapi anak-anak tetap mau buat," jawabnya ketika di Balai Pelatihan Kesenian Jakarta, Kamis (23/2/2017).

Perempuan yang sering menjadi juri festival teater ini melihat sendiri bagaimana anak-anak tingkat sekolah harus mengocek kantong pribadi untuk mendatangkan pelatih. Meski minat pelakon masih sangat tinggi, Ratna mengakui di Indonesia masih sulit sekali untuk hidup di jalur ini.

"Kalau ditanya apa saya bisa hidup dengan teater? Saya jawab tidak bisa. Teater tidak bisa menafkahi saya," jawab Ratna lugas.

Banyak panggung teater yang kesulitan mencari penonton, kalaupun ada hanya sekadar mencapai angka 50%. Untuk itu, dia beruntung Teater Koma yang diasuhnya memiliki database penonton hingga 10.000 orang.

"Dulu mahasiswa adalah penonton kami. Sekarang mereka nonton Teater Koma sudah bawa anaknya atau bahkan cucunya, sudah beda generasi," lanjutnya.

Saat masih bekerja sebagai pegawai kantoran, Ratna mengaku sering iseng menjebak rekan kerjanya bertemu di Taman Ismail Marzuki dan membeli tiket teater.

"Mungkin 50 orang yang telah saya hasut, setengahnya bilang itu oke, setengahnya lagi bilang teater terlalu berat," tutur perempuan yang menjabat sebagai Pimpinan Produksi Teater Koma tersebut.

Sebagai sebuah seni pertunjukan, Ratna melihat teater sebagai wadah yang tepat menyuarakan kritik sosial seperti masalah ketimpangan gender, keadilan, bahkan kerusakan alam.

"Masalahnya bagaimana susahnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri, itulah seni pertunjukkan kita," tutupnya. (Risna Halidi)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI