Politisi asal Nusa Tenggara Barat itu sudah memberikan klarifikasi atas tulisannya, setelah gelombang protes dialamatkan ke Twitternya.
"Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrem dibunuh dan disekap serta ditindak"
"Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrem dijual dan diperbudak"
Selain itu, Fahri juga meminta maaf kepada orang-orang yang telah marah kepadanya atas cuitan tersebut.
Baca Juga: Seminggu Cerai, Melanie Subono Nangis dan Bicara ke Anjing
"Baiklah, Marah Aja terus..Gapapa..Aku minta maaf atas kemarahan kalian"
Melansir dari kamus besar Bahasa Indonesia, kosakata babu memiliki arti perempuan yang bekerja sebagai pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga.
Kemudian, sumber lain di internet menyebut kata "babu" (untuk perempuan) dan "jongos" (untuk laki-laki) biasanya dipakai di era kolonial Belanda sebelum perang kemerdekaan 1945.
Setelah era kemerdekaan, dua kata itu menghilang karena dipandang mengandung unsur antikemanusiaan yang berat. "Jongos" adalah lelaki yang bekerja di sektor publik mendapatkan bayaran berapapun nilanya.
Baca Juga: Melanie Subono Resmi Bercerai untuk Kedua Kalinya
Sedangkan "babu" adalah perempuan yang bekerja di sektor domestik dan tidak mendapat gaji.