Interview: Suarakan Toleransi, Giring "Nidji" Diteror

Sabtu, 07 Januari 2017 | 09:46 WIB
Interview: Suarakan Toleransi, Giring "Nidji" Diteror
Giring Nidji - Ismail
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Giring "Nidji" mulai melek terhadap masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Perhatiannya juga fokus terhadap persoalan intoleransi yang terjadi belakangan ini.

Menurut dia, masalah itu muncul jelang dan setelah pesta demokrasi seperti Pilpres dan Pilkada. Kata dia, banyak faktor sehingga masyarakat Indonesia lupa dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Giring lantas menyuarakan pentingnya toleransi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah terlibat di proyek 30 Musisi Indonesia yang menyanyikan lagu
Satu Indonesiaku. Proyek ini juga melibatkan Erwin Gutawa Orchestra. Kemudian ada juga video yang dibuat dengan tagline "ngegiring nalar".

Berikut wawancara Giring bersama suara.com prihal merebaknya persoalan intoleransi di Indonesia:

Apa yang membuat Anda tergerak untuk menyikapi masalah intoleransi?

Ya capek aja, kenapa setiap kali Pilpres dan Pilkada kok kondisinya selalu kayak gini. Makanya saya mau ini berhenti, jangan diteruskan bisa bahaya buat bangsa ini.

Jadi projek 30 musisi menyanyikan lagu Satu Indonesiaku beranjak dari masalah itu?

Ya bisa dibilang begitu, karena kita ini seniman dan musisi. Cuma itu yang bisa saya sampaikan. Mengingatkan lewat karya-karya, liat aja itu ada tiga lagu tapi dijadikan satu aransemen. Ini ingin membuktikan kalau meski berbeda tapi kita satu juga. Kita mengingatkan kalau kita ini bangsa hebat yang bisa maju kalau sudah bersatu jangan mau dipecah belah.

Terus soal video dengan tagline "ngegiring nalar" maksudnya apa?

Sebenarnya itu videonya udah banyak ya, udah ada 10an lebih videonya. Videonya ada banyak tema, soal media sosial juga, ya yang terjadi di kehidupan sehari-hari aja.

Anda juga membuat video yang mengomentari berita-berita hoax di media sosial. Kenapa?

Ya itu karena kegelisahan gue aja, berita kayak gitu nggak make sense banget sama kondisi aslinya. Kayak berita soal Indonesia kedatangan 10 juta pekerja cina. Itu hoax banget, nggak mungkin kann 10 juta orang datang. Masa iya pemerintah nggak percaya sama tenaga kerjanya sendiri, ini kan sengaja dimainkan apalagi pas pilkada begini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI