Suara.com - Momen tahun baru biasanya jadi kesempatan untuk mencari duit bagi sejumlah musisi dan penyanyi. Sebab, sudah jadi rahasia umum bahwa di malam pergantian tahun, honor yang diterima bisa berlipat-lipat dari biasanya.
Tapi ini mungkin tak berlaku bagi Tulus. Si pelantun Sepatu itu sama sekali tak tergiur dengan bayaran selangit. Dia malah memilih rehat sejenak dan menikmati liburan bersama keluarga.
Ingin tahu lebih jauh bagaimana Tulus menghabiskan liburan akhir tahunnya? Berikut wawancaranya:
Anda pilih libur ketimbang kerja di malam tahun baru. Nggak tergiur kerjaan?
Tergiur apa nya nih? duitnya? Karena saya pikir nggak apa-apa kayaknya ngatur waktu sedikit libur biar efek setelah berganti tahun lebih baik. Biar pergantian tahun energinya lebih baru setelah ada libur sedikit ada semangatnya.
Mau Liburan kemana?
Belum tau
Mau liburan seperti apa?
Saya inginnya tahun depan banyak jalan-jalan jadi kalau terus ditanya 'jalan-jalan yang gimana', ya apapun yang menyenangkan mungkin salah satunya itu dengan ibu saya, dengan keluarga saya, lihat-lihat yang menarik aja dimana gitu. Karena tahun ini banyakan saya kerja sambil jalan-jalan, penginnya sedikit banyak jalan-jalan, tapi bener-bener jalan-jalan, bukan jalan-jalan sambil bekerja.
Saat liburan ada kemunginan bikin lagu?
Bisa banget ya. karena nulis lagu kita bisa dapat inspirasi dari mana aja.
Biasanya momen seperti apa sampai Anda bisa mendapat inspirasi membuat lagu?
Dari liburan salah satunya kalau kita rileks kita seneng bisa jadi nulis lagu. Cuma nggak selalu sih.
Jadi memang suka nulis lagu dengan kondisi apapun ya? Termasuk saat berlibur?
Saya suka nulis tapi tulisan pendek. Biasanya dari itu saya persingkat jadi kerangka karangan yang kemudian menjadi lirik lagu saya. Sebatas itu aja. Saya nggak bener-bener studi gimana menulis puisi. Bener-bener ngalir begitu aja. Otodidak.
Lagu-lagu Anda cukup puitis. Itu dari hati atau belajar khusus?
Saya sehari-hari bicaranya kayak gini sih. Mungkin karena saya dibesarkan di keluarga minang, saya orang minangkabau. Jadi dibesarkan dalam dua bahasa, Indonesia dan minang. Ada struktur bahasa dalam bahasa minang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan terdengar unik tapi pada saat bersamaan juga familiar. Contohnya penggunaan kata Sewindu. Itu di rumah saya sangat biasa. Saat saya gunakan itu jadi sebuah lagu, orang-orang ngerasa itu unik tapi mereka juga tahu maknanya apa. Mungkin karena itu kali ya, akulturasi, saya dibesarkan dalam bahasa minang itu yang mungkin saat saya melakukan proses kreatif menulis lagu keluarnya seperti itu. Mungkin. Nggak tahu juga Wallahualam.
Nah, jadi mau liburan ke mana nih yang mungkin pulangnya jadi lagu?
Duh di seluruh Indonesia itu banyak banget yang bisa dilihat. Kalau diperhatikan di uang baru 'kok ini bagus yah'. Saya ingin sih. Kalo bisa taun depan saya bisa. Alhamdulillah musik bisa membawa saya berkeliling ke banyak tempat, cuma kan sambil berkegiatan itu. Mungkin nanti tempat-tempat yang pernah saya kunjungin itu yang menarik di mata mungkin saya datengin lagi. Tapi bukan dalam rangka nyanyi tapi foto-foto.