Gara-gara Ini Glenn Fredly Tak Akan Coblos Agus-Sylvi

Tomi Tresnady Suara.Com
Selasa, 13 Desember 2016 | 16:12 WIB
Gara-gara Ini Glenn Fredly Tak Akan Coblos Agus-Sylvi
Penyanyi Glenn Fredly. [suara.com/Wahyu Tri Laksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Glenn Fredly sudah mencoret pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dari pilihannya.

Gara-garanya, Agus absen di debat calon gubernur yang ditayangkan di NET pada Senin malam (12/12/2016). Mantan pacar Aura Kasih itu tak akan memilih cagub yang menghindari debat.

Glenn menyatakan hal tersebut di akun Twitternya @GlennFredly, sekitar 4 jam lalu.

"Semalam liat debat Cagub Ahok & Anies..Keren! Satu lagi mau jadi pemimpin tanpa debat? Jelas gue coret dari kriteria pilihan cagub gue..," tulis Glenn.

Baca Juga: Heboh! Perempuan Berjilbab Ngamuk Cakar Polisi

Di sisi lain, mantan vokalis Funk Section itu tampaknya mengikuti sidang Basuki Tjahaja Purnama atas kasus penodaan Alquran yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Utara di gedung eks PN Jakarta Pusat, sejak pagi hingga selesai siang hari tadi.

Menurut Glenn, Ahok dahsyat saat baca pembelaan atau eksepsi dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum. 

"Dahsyat pembacaan pembelaan dari Ahok ini...," tulis Glenn.

Baca Juga: Sepeda Motor Canggih Ini Tak Butuh Standar Saat Parkir

Tim JPU telah mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP.

JPU menilai Ahok menodai agama Islam dengan mengutip surah Al Maidah 51 saat kunjungan kerja di Pulau Pramuka, Kecamatan Pulau Seribu Selatan, Kabupaten Pulau Seribu, pada 27 September 2016.

Berikut penggalan eksepsi yang dibacakan Ahok di depan majelis hakim.

"Karena kondisi banyaknya oknum elit yang pengecut, dan tidak bisa menang dalam pesta demokrasi, dan akhirnya mengandalkan hitungan suara berdasarkan se-SARA tadi, maka betapa banyaknya, sumber daya manusia dan ekonomi yang kita sia-siakan. Seorang putra terbaik bersuku Padang dan Batak Islam, tidak mungkin menjadi pemimpin di Sulawesi. Apalagi di Papua. Hal yang sama, seorang Papua, tidak mungkin menjadi pemimpin di Aceh atau Padang.

"Kondisi inilah yang memicu kita, tidak mendapatkan pemimpin yang terbaik dari yang terbaik. Melainkan kita mendapatkan yang buruk, dari yang terburuk, karena rakyat pemilih memang diarahkan, diajari, dihasut, untuk memilih yang se-SARA saja. Singkatnya, hanya memilih yang seiman (kasarnya yang sesama manusia).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI