Suara.com - Diva pop Anggun Cipta Sasmi memberikan dukungan kepada calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama, untuk kembali menjadi orang nomor 1 di DKI Jakarta.
Pertemuan Anggun dan Ahok telah didokumentasikan melalui foto-foto yang kemudian diunggah oleh akun Twitter @kangdede78 pada Senin (28/11/2016). Anggun telah tiba di Jakarta dan bertemu langsung dengan Ahok. Dalam pertemuan itu, mereka pun berpose salaman dengan gaya mirip adu panco lalu diabadikan oleh jepretan kamera.
Ahok terlihat mengenakan baju kotak-kotak kebesarannya, sedangkan Anggun kenakan baju lengan panjang hitam dan celana army look. Keduanya kompak tersenyum. Di satu lainnya, Anggun dan Ahok kompak mengacungkan 'salam dua jari'.
Meskipun Anggun tak punya hak pilih di Jakarta, namun dia punya pengaruh cukup besar untuk meyakinkan para penggemar untuk mencoblos pasangan Ahok-Djarot saat pilkada yang digelar 15 Februari 2017.
Baca Juga: Penghadangan Kampanye Cukup di Jakarta Saja
Sebelumnya, pelantun Snow on the Sahara ini sempat berseteru dengan netizen karena gara-gara pola pikirnya yang 'universal.'
Anggun kecewa terhadap orang-orang yang mengklaim tahu agama bersuara lantang atas "dugaan penistaan agama" yang tentu saja berhubungan dengan kasus yang menyeret Ahok. Namun, di sisi lain, buta terhadap tragedi kemanusiaan yang mengatasnamakan agama.
Juri Asia's Got Talent itu awalnya menyuarakan keprihatinannya terhadap kasus teror bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 13 November 2016, hingga merenggut nyawa bocah dua tahun, Intan Olivia.
Baca Juga: Kuwait Mungkin Borong 28 Jet Tempur Boeing F-18
"Banyak yg bersuara atas "dugaan penistaan agama". Tp tak banyak suara atas "aksi teror yg membunuh atas nama agama". Kenapa kemunafikan dibina?" tulis Anggun pada 14 November.
Penyanyi yang telah menjadi warga negara Prancis itu lalu mendapat serangan bully dari sebagian netizen yang salah mengartikan tulisan Anggun tersebut. Sehingga Anggun pun harus memberikan penjelasan lebih dalam lagi.
"Untuk semua: sebagai Goodwill Ambassador PBB saya selalu mencoba bersuara untuk kaum yang tertindas, minoritas, pengungsi dan juga LGBT. Kemanusiaan tidak melihat tendensi seksual, ras ataupun agama tertentu. Bisa Anda lihat di TL social media saya kalau mau. Sudah dari dulu.
"Dan untuk informasi, Perancis sebagai negara sekuler melarang pemakaian niqab atau burka di tempat-tempat publik, tidak melarang hijab. Datang saja ke Paris dan banyak orang memakai hijab jalan-jalan dengan santai.
Anda pasti tahu perbedaannya. Salam damai dan cinta ke semuaaa. Coexist: hidup berdampingan dengan semua perbedaan dan dalam damai," tulis perempuan 42 tahun itu.