Kesibukan para pemain inti Lenong Rumpi membuat Harry de Fretes kesulitan untuk menayangkan lagi program komedi dengan sentuhan budaya Betawi itu ke televisi.
Hal itu dikatakan Harry kepada media usai mengisi acara Bejana Perak untuk memperingati 25 Tahun Lenong Rumpi di Balai Agung Ballroom, Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (27/11/2016).
Harry mengaku karakter yang dibawakan mendiang Ade Juwita dan mendiang Tata Dado sulit digantikan. "Jadi mereka ibarat makanan yang pedes kita cabe-cabenya, sudah banyak yang gugur, jadi kerumpian sudah nggak ada," ujar lelaki yang biasa disapa Boim saat main di Lenong Rumpi.
Selain itu, Harry juga merasa sulit Lenong Rumpi untuk tayang lagi di televisi karena persaingan antar program komedi semakin marak.
"Sekarang persaingan cukup tajam udah gitu televisi banyak mengolah program sendiri di dalam stasiun, agak berat untuk Lenong Rumpi untuk maju di televisi," jelas komedian berusia 49 tahun ini.
Sampai sekarang, Harry masih terus berjuang agar Lenong Rumpi bisa tayang kembali. Program tersebut tayang pertama kali pada bulan Desember 1989 hingga Agustus 1993 di RCTI. Karena besarnya antusias pemirsa televisi, akhirnya Lenon Rumpi dibuat versi layar lebar hingga dua judul, Lenong Rumpi dan Lenong Rumpi II.
"Seumpama tawaran televisi ada, kita tetap akan ambil, tapi kalau tidak ada banyak medium lain seperti film, YouTube dan lain-lain," lanjutnya. "Jadi jangan berpikir ke format yang lama, justru dengan adanya Bejana Perak ini, dia akan muncul dengan konsep dan bentukan baru."