Kalau setelah saya belajar sih akhirnya benar gitu, penting. Kalau sudah transparansi kan enak, nggak perlu ada yang gimana-gimana. Tinggal ke depan manti, yang tadinya tidak beraturan ke depannya menjadi beraturan.
Sebagian orang juga ada yang tak setuju dengan program ini. Tanggapan Anda?
Jumlah pajak saya tidak sebanyak pak Franciscus (Direktur PT Indofood Sukses Makmur Welirang) tapi spiritnya ini lho yang mahal. Bayangin ustadz Arifin ikut, saya junior ikut, sehingga kita jadi bagian yang menyeluruh dan menyatu sama negara, tidak bersebrangan, tidak membeda-bedakan. Tapi saya juga tetap menghargai teman-teman yang berbeda pendapat, namanya juga beda pendapat, pasti ada lah.
Bentuk pajak-pajak apa aja yang dilaporkan Anda?
Saya masih terus belajar. Saya cuma minta tolong diurus sama teman-teman pajak, diurus sama kawan-kawan pesantren, habis itu mereka kan konfirmasi ke saya. Yang belum benar saya bilang belum benar, yang bilang kurang saya tambahin. Jadi prosesnya gitu, ada yang mendampingi, saya juga tidak ingin juga salah, sehingga kedepannya jadi benar.
Berapa jumlah harta Anda yang dilaporkan?
Kalau itu kan juga menjadi rahasia perusahaan. Nggak usahlah, lihat spiritnya saja. Pokoknya saya bilang tadi, jangan dilihat soal jumlah, soal nilai. Tapi bagaimana bentuk dukungannya, bagaimana kita bergembira ikut serta. Yang penting saya tahu bahwa negara benar mengelolanya benar. Saya rasa kalau sudah begitu nggak ada yang keberatan.