Suami almarhum Shinta Bahir, Abdul Muin Ahmad, mengaku tidak melihat tanda-tanda istrinya akan menghembuskan napas terakhir pada hari Selasa (20/9/2016).
Abdul menceritakan bahwa Shinta sempat pamit meninggalkan rumah menuju kantor PARFI di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Jadi dia pamit mau ke PARFI, tapi saya bilang ke dia untuk tidak naik motor, akhirnya dia pergi naik mobil bareng supir," kata Abdul saat ditemui di rumah sakit MMC, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2016).
Abdul mengaku tidak menemani istrinya saat pergi ke Parfi. Dia hanya tinggal di rumah dan menulis. Namun beberapa jam kemudian mendapat telepon istrinya muntah-muntah.
"Jadi saya langsung pergi ke Parfi karena saya tahu macet, jadi saya naik ojeg," tuturnya.
Sesampainya di kantor Parfi dia melihat keadaan istrinya sudah sekarat, namun masih bisa berkomunikasi. Hal tersebut membuat lelaki asal Makassar itu langsung membawanya ke rumah sakit.
"Kita bawa ke rumah sakit, kebetulan karena muter jauh jadi kita minta satpam untuk membuka jalan lawan arah menuju rumah sakit,"
Sesampainya di rumah sakit, Abdul melihat istrinya dipompa dadanya oleh dokter.
"Pas dipompa (dadanya) sama dokter wah istri saya parah ini. Dokter bilang ini susah, beliau sudah tidak ada (meninggal)," kata dia.
Sementara itu, Ilham Bintang, sepupu suami Shinta, saat dihubungi media mengatakan dirinya mendapat cerita dari Abdul Muin bahwa almarhum sempa bertemu teman-teman Parfi pada jam 4 sore.
"Terus kemudian dia terjatuh," kata Ilham. "Dikasih makan bubur, minum air anget. Kemudian dia lemas dan sesak nafas."
Selepas Maghrib, aktris 68 tahun itu dibawa ke Rumah Sakit MMC. Pada pukul 19.00 WIB, Shinta dinyatakan sudah meninggal dunia. Menurut dokter, Shinta kemungkinan meninggal saat di perjalanan.
Tepat pukul 21.17 WIB, jenazah Shinta dibawa ambulans menuju kediamannya di kawasan Kalipasir, Jakarta Pusat. Jenazah akan dikubur usai salat Zuhur di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat. (Nanda)