Wahyuhono Adi Paripurno, salah satu pendiri padepokan Brajamusti sekaligus anggota padepokan mengatakan, awalnya Aa Gatot Brajamusti mengajarkan ilmu kanuragan alias ilmu tenaga dalam. Lelaki asal Surabaya itu juga mengaku diajari ilmu agama Islam seperti pengajian pada umumnya.
"Saya, sering, kirim anggota saya secara periodik, seminggu, kemudian balik lagi ke Surabaya, untuk latihan kanuragan," kata Wahyu ditemui di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (13/9/2016).
Ilmu itu, kata Wahyu bisa digunakan untuk berbagai hal. Salah satunya untuk pertahanan diri saat menjadi pengawal demonstrasi.
"Karena waktu itu kan banyak kerusuhan-kerusuhan yang harus kami siapkan untuk membantu pemerintah. Jadi, kami menghadapi apa-apa di lapangan, demo-demo atau apa, nggak ada masalah," lanjutnya.
Padepokan itu, tambahnya lagi, kemudian berkembang. Aktivitasnya beragam, mulai dari belajar kanuragan, belajar ilmu agama hingga mengobati orang sakit.