Suara.com - Musisi sekaligus anggota Komisi X DPR RI Anang Hermansyah mempertanyakan arogansi aparat keamaman saat mengamankan konser grup band Superman Is Dead (SID) di SMAN 1 Tabanan, Bali, Sabtu (20/8/2016) akhir pekan lalu.
Konser Superman is Dead (SID) di SMAN 1 Tabanan Bali akhir pekan lalu diketahui menjadi viral di medsos. Melalui laman fan page SID diinformasikan adanya pengamanan berlebihan yang dilakukan aparat.
"Saya menolak keras bila aksi aparat keamanan dalam konser SID dalam rangka menekan kebebasan berekspresi. Karena konstitusi telah menjaminnya dengan tegas," tegas Anang dalam pernyatannya resminya yang dikirimkan ke redaksi suara.com.
Di situ, aparat keamanan seperti intel dan tentara disebutkan memeriksa penonton dan pengisi acara agar tidak membawa atribut Bali Tolak Reklamasi (BTR). Bahkan, atribut BTR yang sempat dipasang di drum SID dilepas atas permintaan aparat.
Menurut Anang, konser SID merupakan bentuk kebebasan berekspresi tanpa kekerasan. Oleh karenanya, lanjut Anang, tak ada alasan bagi aparat bersikap berlebihan.
"Aparat harus bisa membedakan kekerasan dengan musik keras," tegas Anang.
Anang menambahkan, mestinya sikap aparat tersebut lebih dulu dikonfirmasi terkait motif dan tujuannya.
"Ini kan dipicu soal polemik reklamasi di Bali yang telah berlangsung bertahun-tahun itu. Semestinya, persoalan ini segera diselesaikan. Jangan dibiarkan menganga seperti ini," imbuh Anang.
Musisi asal Jember ini mendesak lembaga formal di tingkat provinsi Bali segera menampung aspirasi masyarakat dan mencari titik temu. Selain itu, suami penyanyi Anang Ashanty ini meminta pemerintah pusat memberikan perhatian serius.
"Ingat Bali sebagai etalase pariwisata Indonesia, semua pihak harus menjaganya agar tetap kondusif," ingat Anang.