Ketiga, sebelum hadir ke konser kemerdekaan di Parapat, presiden telah membuat terobosan percepatan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Badan Otoritas Pengembangan Pariwisata Danau Toba akan segera beroperasi dan mempercepat kawasan supervolcano terbesar di dunia itu menjadi destinasi kelas dunia.
"Presiden sangat peduli pariwisata, dan beliau memutuskan untuk percepatan infrastruktur akses menuju ke Danau Toba," ujar Arief.
Apa yang akan dilakukan dalam hal percepatan?
Pertama, Bandara Silangit di Tapanuli Utara, yang saat ini landas pacunya masih 2.400 m, akan diperpanjang menjadi 2.650 m, hingga Juli 2017. Sementara, lebar landas pacu yang saat ini 30 m, juga akan diperpanjang menjadi 45 m. Selain itu, jenis pengerasan flexible pavement juga akan ditingkatkan menjadi PCN 42 F/C/X/T, sehingga pesawat berbadan lebar penuh muatan bisa mendarat di sana.
"Jumlah parking stand akan mampu diisi empat aircraft, dengan pesawat terbesar Boeing 737-500. Overlay runway juga akan dibuat di sisi kanan, sehingga pesawat bertubuh panjang, seperti bombardier Garuda (Indonesia) bisa melakukan u-turn dari dua sisi, ujung kanan maupun kiri. Tragetnya, Maret 2017 sudah tuntas. Begitupun perluasan terminal kedatangan dan keberangkatan, dengan kapasitas 100.000 penumpang setahun, yang pada Desember 2016 sudah harus selesai," ujar Arief menjelaskan.
Kapasitas terminal penumpang, lanjut Arief, akan dinaikkan dari 500 meter persegi (m2) menjadi 1.706 m2. Desainnya akan menggunakan arsitektur Nusantara, seperti Rumah Bolon, rumah adat Batak berderet. Motif ornamen pun berupa ukiran warna Batak yang khas, merah, hitam dan putih.
Infrastruktur lain yang akan dibangun untuk percepatan Danau Toba adalah jalan tol dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi, kemudian dilanjut dari Tebing Tinggi ke Pematang Siantar. Kondisi jalan dari Siantar ke Parapat akan dilebarkan, sehingga mempercepat akses menuju ke kawasan supervolcano yang pernah erupsi besar pada 75.000 tahun silam itu.
"Ini keputusan yang sangat istimewa di bulan istimewa, pada HUT RI ke-71. Dan ini adalah komitmen pemerintah pusat dalam hal pariwisata bagi masyarakat di kabupaten di kawasan Danau Toba, dan Sumatera Utara pada umumnya,” kata Arief, yang ingin satu juta wisman di 2019, dengan devisa per kepala mencapai 1.200 dolar.