Suara.com - Film Tiga Dara sempat ditayangkan pada 1956 silam, berkisah tiga saudara perempuan yang hidup bersama Oma dan Ayahnya. Masalahnya, berbagai usaha dilakukan untuk mencarikan jodoh cucu sulung Oma yang berusia 32 tahun.
Tahun ini, film tersebut menjadi inspirasi Nia Dinata membuat drama musikal berjudul Ini Kisah Tiga Dara. Secara garis besar, ceritanya tidak jauh berbeda, mengangkat tiga saudara yaitu Gendis (Shanty Paredes), Ella (Tara Basro) dan Bebe (Tatyana Akman) dalam pencarian jodoh.
Masalah dimulai ketika Oma (Titiek Puspa) mulai gelisah karena cucu sulungnya, Gendis yang sudah berusia 32 tahun belum juga menikah. Oma meminta Krisna (Ray Sahetapy), anaknya sekaligus ayah dari tiga saudara tadi mencarikan jodoh yang cocok untuk Gendis. Sayangnya, Krisna tak banyak membantu.
Di saat Oma repot mencarikan jodoh untuk si sulung, ternyata si bungsu Bebe sudah lebih dulu menemukan tambatan hatinya, yaitu lelaki bule bernama Erick (Richard Kyle). Oma pun tak melarang si bungsu berpacaran. Namun urusan nikah, Oma tetap mewajibkan Gendis menikah lebih dulu dibanding adik-adiknya.
Sampai satu ketika hadirlah Yuda (Rio Dewanto) di tengah keluarga tersebut. Oma pun jatuh hati kepada Yuda dan berharap dia berjodoh dengan Gendis. Segala upaya pun dilakukan Oma demi mendekatkan lelaki asal Maumere itu dengan sang cucu.
Namun yang terjadi, justru Ella si cucu tengah yang 'gatel' mendapatkan hati Yuda. Di sini lah konflik memanas. Ella bersikeras memenangkan Yuda tanpa melihat keberadaan Bima (Reuben Elishama). Bima sahabat sejak kecil Ella yang diam-diam jatuh hati pada Ella.
Bagaimana nasib Gendis dan Yuda? Lalu bagaimana Ella dan Bima? Dan apakah Bebe akan membantu permasalahan kakak-kakaknya? Semua dijawab dengan manis di penghujung film.
Film musikal ini tak lepas bercerita seputar percintaan. Pemandangan indah Maumere dan sajian musikal sepanjang film membawa keunikan tersendiri di film ini. Cara sang sutradara menggambarkan empowering woman di film ini juga sangat terlihat, bagaimana ketiga perempuan ini sibuk mengurus bisnis hotel keluarga di tangan mereka.
Secara keseluruhan film ini seharusnya bisa menjadi tontonan keluarga. Sayang, pihak lembaga sensor film memutuskan bahwa film ini harus masuk kategori 21 tahun ke atas karena alasan tokoh perempuan-perempuan di film ini terlalu agresif. Rencananya, film ini akan serentak tayang di bioskop Indonesia mulai 1 September mendatang.