Suara.com - Penyanyi senior Ermy Kullit mampu membawa penonton untuk bernostalgia dengan lagu-lagu lawasnya di pentas Festival Jazz Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (19/8/2016) malam.
"Saya tidak menyangka, ternyata tidak hanya generasi saya yang hafal lagu-lagu saya, ini bukan sekadar nostalgia," kata Ermy sesaat setelah menyanyikan lagu berjudul "Pasrah".
Walau usianya tidak muda lagi, kualitas suaranya masih berkarakter khas masa keemasannya pada era 80-an.
Lagu "Pasrah" merupakan lagu yang ia bawakan pertama kali di Festival Jazz Gunung 2016. Kemudian dilanjutkan dengan lagu kedua, "Tergoda".
Memasuki lagu ketiga, Ermy mengajak penonton untuk lebih mengenang romantika 90-an dengan membawakan lagu "Masih Ada", tidak disangka hampir seluruh penonton dari berbagai generasi tersebut turut mengikuti lirik yang dilantunkan Bunda Ermy, sapaan akrabnya.
Di sela-sela pementasan, penyanyi bernama lengkap Ermy Maryam Nurjannah Kullit ini sempat menceritakan bagaimana lagu-lagu populernya tersebut tercipta dan diolah bersama musisi-musisi senior, salah satunya almarhum Ireng Maulana.
Penampilan Ermy Kullit ditutup dengan lagu andalannya, yaitu "Kasih". Seorang penonton terjatuh di atas panggung saat ingin memberikan bunga padanya.
Selanjutnya, pentas Jazz Gunung hari pertama ditutup dengan penampilan band asal Yogyakarta, Shaggydog. Penampilan tersebut membuat penonton beranjak dari tempat duduknya dan berdansa mengikuti irama dari lagu-lagu Shaggydog yang lebih beraliran ska.
Jazz Gunung Bromo merupakan festival tahunan yang digagas Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa, dan Djaduk Ferianto. Acara ini bentuk apresiasi terhadap musik jazz. Animo masyarakat Indonesia untuk menyaksikan pertunjukan ini cukup besar, terbukti dengan jumlah pesanan kamar yang meningkat drastis di kawasan Tengger pada saat jadwal pertunjukan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Probolinggo mencatat pemesanan kamar hotel di kawasan Tengger sudah mencapai 50 persen untuk hari H pertunjukan, sementara separuhnya sudah dipesan utnuk penonton jazz gunung.