Suara.com - Pada umumnya, novel dulu baru dibuatkan filmnya. Tapi yang terjadi pada film Spy In Love justru terbalik. Jelang peluncuran film, sebuah novel dengan judul sama resmi dirilis.
Menurut aktor kawakan Ray Sahetapy, salah satu pemin film tersebut, versi novel sengaja dibuat agar calon penonton lebih berimajinasi sebelum masuk ke bioskop. Hal ini kata dia jadi sensasi tersendiri.
"Asyik kayak gini, nggak cuma nonton. Supaya teman yang nonton ada dua ruang menyatu, mancing orang imajinasi," kata Ray ditemui disela-sela peluncuran novel, Sabtu (13/8/2016).
Lain halnya dengan sang sutradara, Danial Rifki. Menurut dia, novel dibuat sebagai ruang untuk adegan yang tak dipakai di dalam film. Kata dia, ada beberapa scene yang lebih tepat dideskripsikan dalam sebuah tulisan.
"Banyak adegan yang dipotong, khususnya adegan galaunya gitu. Makanya kita cari penulis yang galau, biar kadar kegalauannya kita pilih," ujarnya.
Dwitasari sebagai penulis diberikan kebebasan untuk mengeksplor cerita asalkan masih satu jalur dengan skenario. "Ini jatuhnya adaptasi. Ada sisi menarik novel dan film. Bikin lengkap," ucap Danial.
Film Spy In Love bercerita tentang Putra (Hamish Daud) dan Yasmin (Siti Zaleha) yang akan menikah di sebuah tempat romantis di Penang, Malaysia. Sayangnya rencana itu batal lantaran kedua keluarga saling tak akur dan curiga.
Film ini merupiakan kerjasama dua negara dan banyak mengambil lokasi syuting di Penang. Penonton baru bisa datang ke bioskop untuk menyaksikan film pada September mendatang.