"Star Trek: Beyond", Perubahan Identitas Film Legendaris

Jum'at, 22 Juli 2016 | 17:14 WIB
"Star Trek: Beyond", Perubahan Identitas Film Legendaris
Fakta-fakta menarik film 'Star Trek.'
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Star Trek bisa disejajarkan dengan Star Wars jika melihat basis penggemar setianya. Star Trek, ibarat sebuah film legendaris yang memiliki identitas dan idealismenya sendiri.

Namun ekspektasi para Trekkies, nama loyalis Star Trek, terhadap Star Trek: Beyond meleset.  Gambaran di kepala adalah sebuah film eksplorasi luar angkasa yang misterius, juga narasi kuat seperti pada dua film sebelumnya yaitu Star Trek (2009) serta Star Trek: Into Darkness (2013).

Pertanda, bahkan kekhawatiran bahwa sekuel ketiga Star Trek tersebut akan lebih menonjolkan aksi dan ledakan telah tercium sejak diketahui kursi arsitek beralih dari J.J Abrams ke Justin Lin.

Lin merupakan sosok di balik sinematografi Fast and Furious: Tokyo Drift (2006), Fast and Furious 4 (2009), Fast Five (2011), serta Fast and Furious 6 (2013).

Hal itu terbukti meski Abrams masih menjadi bagian dari tim dan berperan sebagai produser di film ini. Star Trek: Beyond mengalami pergeseran identitas lewat adegan-adegan aksi dan ledakan yang sudah muncul di awal film. Narasi serta keterkaitan antar karakter pun tak sekuat seperti dua film sebelumnya.

Adegan aksi melimpah dengan cerita ringan itu dibungkus oleh plot pencarian jati diri Kapten James T. Kirk (Chris Pine) dan perbedaan filosofi antara para antagonis, yaitu Krall (Idris Elba), Manas (Joe Taslim), dan pasukan mereka, dengan para protagonis, yakni United Federation of Planets plus Starfleet. Meski demikian,  tetap ada 'identitas-identitas' baru yang positif dari Star Trek: Beyond.

Dialog atau komentar komikal yang memancing tawa terasa makin kuat pada berbagai karakternya. Perbincangan-perbincangan berkesan serius tapi lucu kerap terjadi, baik yang dilakukan Admiral Leonard H. 'Bones' McCoy (Karl Urban), Chief Engineer Montgomery Scott (Simon Pegg), Jaylah (Sofia Boutella), Kapten James T. Kirk, Navigator Pavel Chekov (Anton Yelchin), bahkan First Officer Spock (Zachary Quinto).

Ini wajar jika melihat salah satu komedian Inggris, Simon Pegg, dilibatkan sebagai penulis skenario bersama Joug Dong.

Dengan nuansa komikal dan cerita ringan, Star Trek merupakan film legendaris yang dapat cepat diakrabi bahkan di depan mata penonton awam yang hanya ingin mencari hiburan lewat film.
Star Trek: Beyond sendiri menceritakan misi penyelamatan U.S.S Enterprise pimpinan kapten Kirk ke sebuah planet yang belum terdaftar. Ternyata, pemimpin planet itu, Krall, mengincar artefak senjata biologis dahsyat bernama Abronath yang didapatkan U.S.S Enterprise di sebuah misi diplomasi.

Latar Star Trek: Beyond mengambil masa hampir tiga tahun setelah Star Trek: Into Darkness usai. Masa yang membuat Kapten Kirk jemu akan rutinitas dan mulai mempertanyakan arti dari misi lima tahun U.S.S Enterprise yang diberikan kepada mereka di akhir film kedua.

Star Trek: Beyond menampilkan twist yang cukup menarik di sepertiga terakhir cerita. Tapi sekali lagi,  jangan harapkan film ini adalah sebuah film idealis.

Sutradara : Justin Lin
Produser :  J. J. Abrams, Bryan Burk, Roberto Orci
Penulis : Simon Pegg, Doug Jung
Pemain : John Cho, Simon Pegg, Chris Pine, Zachary Quinto, Zoe Saldana, Karl Urban, Anton Yelchin, Idris Elba, Joe Taslim
Tayang : 20 Juli 2016 di Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI