Suara.com - Penyanyi Jazz Syaharani kesulitan setiap kali ingin menggarap album baru. Pasalnya, sebagai musisi ia ingin memberikan sesuatu yang terbaik sehingga proses penggarapannya lumayan susah.
"Setiap hari, ada waktu pas ada nada pasti direkam, jaman sekarang gampang. Yang susah itu prosesnya, karena nggak tiap saat dapat ide mau buat lagu ini kapan," ujarnya di acara konferensi pers Ijen Jazz Gunung, di Rolling Stones Cafe, Jakarta Selatan, Kamis (21/7/2016).
Syaharani terakhir mengeluarkan album pada 2014 bersama the Queen Fireworks. Menurutnya kebiasaannya membuat album setiap empat tahun sekali.
"Biasanya 4 taun sih, karena ya nungguin ide ada 30-40 lagu dari saya dan temen. Kadang ada juga yang setelah kita bikin ternyata sampah, dan nggak jadi. Kita cari lagi dan nemu yang lumayanlah," tuturnya.
Selain proses pencarian lagu yang sulit, dirinya juga kesulitan dalam menentukan lirik. Apalagi Syaharani mengaku kalau selama ini bahasa yang digunakan dalam lagunya adalah bahasa baku.
"Lirik misal terlalu ruwet, nada ringan dan simpel, lirik terlalu lebay. Memang setiap orang punya pola bahasa sendiri, kedua niat tiap orang beda-beda. Mayoritas itu bahasa baku, jadi belum ada laguku yang ada move on dari gini, tapi emang nggak terlalu ingin ke sana sih. Kita lebih seneng membawakan bahasa yg mencirikan itu bahasa kita," katanya.