Suara.com - Hampir dua tahun yang lalu, bintang pop Taylor Swift menghapus seluruh katalog lagunya dari Spotify dan mengkritik situs tersebut karena tak memberikan kompensasi yang layak kepada seniman.
Dia telah bergabung dengan musisi lain untuk menandatangani petisi yang menyerukan reformasi bagi Digital Millennium Copyright Act (DMCA)
Kini, Taylor mengincar YouTube agar memberikan royalti bagi para seniman. Dalam sebuah petisi yang diorganisasikan oleh produser Irving Azoff, mengklaim jika YouTube telah menyediakan "pelabuhan yang aman" untuk pelanggaran hak cipta yang kini berada di bawah naungan DMCA.
Hukum hak cipta ditandatangani oleh Bill Clinton tahun 1998. Itu memungkinkan situs untuk melayani yang dilindungi hak cipta tanpa harus membayarkan royalti kepada artis atau label.
"(DMCA) telah memungkinkan perusahaan teknologi besar untuk tumbuh dan menghasilkan keuntungan besar dengan menciptakan kemudahan penggunaannya bagi konsumen untuk hampir setiap lagu yang direkam melalui saku mereka lewat ponsel pintar, sementara penulis lagu dan artis pendapatannya terus berkurang," tulis petisi itu.
"Konsumsi musik terus meroket, tapi uang yang dihasilkan oleh penulis perseorangan dan seniman telah anjlok."
Kekasih aktor Tom Hiddleston itu bergabung bersama nama-nama besar termasuk Paul McCartney, U2, Lionel Richie, dan Katy Perry yang menuntut DMCA diubah.