Suara.com - Masyarakat Indonesia belum lama ini dihebohkan oleh pemberitaan razia warteg Ibu Saini yang dilakukan Satpol PP Kota Serang. Razia tersebut dilakukan sebagai penertiban warung makan yang tetap beroperasi di siang hari pada bulan Ramadan.
Tak sedikit masyarakat yang bersimpati dengan Ibu Saeni, termasuk artis Teuku Rasya. Putra Tamara Bleszynski ini mengutuk keras tindakan arogan petugas Satpol PP Kota Serang yang menyita makanan yang dijual. Lebih lengkapnya, berikut wawancara Rasya bersama suara.com :
Apa yang pertama kali terbesit di pikiran kamu setelah tahu warteg Ibu Saeni dirazia?
Lucu, masih ada orang kayak gitu. Ini kan ibadah. Mestinya kembali lagi ke diri kita sendiri.
Artinya kamu nggak setuju dengan tindakan Satpol PP itu?
Jelas tidak. Menurut aku apa yang dilakukan oleh mereka norak. Nggak seharusnya ada razia seperti itu.
Alasan kamu apa?
Ibu itu kan berjualan bukan ingin merusak ibadah puasa kita. Tapi untuk melengkapi kehidupan sehari-hari. Dia perlu cari nafkah buat keluarganya. Masih ada aja, orang-orang yang berpikir primitif gitu, masih nggak berani nyalahin orang kalau ibadahnya kurang.
Menurut kamu Ibu Saeni nggak bersalah?
Masa kita yang ibadah nyalahin para penjual warteg. Lagian ibu-ibu itu kan jualannya kan nggak godain kita untuk makan di siang hari, nggak nawarin kita makan sambil ngejar-ngejar calon pembeli.
Bukan kah tindakan Satpol PP tersebut untuk menghormati bulan Ramadan. Apa pendapat kamu?
Nggak urusan dengan warteg dibuka atau ditutup. Karena menurut Rasya ibadah itu sudah urusan masing-masing. Apakah kita mau jalanin puasa atau tidak itu sudah kepada diri kita masing-masing.
Karena kejadian ini, muncul gerakan untuk mengumpulkan donasi. Duit yang terkumpul untuk Ibu Saeni sampai ratusan juta. Apa pendapat kamu?
Saya setuju dengan donasi yang dilakukan oleh orang-orang. Ini jadi kesempatan buat ibu, dengan bantuan tersebut bisa untuk mengembangkan usahanya.
Sebaiknya apa solusi yang tepat?
Biar saja warteg itu buka, kalau kasarnya mereka terganggu dengan para warung-warung makanan. Ya mereka yang merasa terganggu nggak usah jalan di depan warung makanan atau warteg.
Kamu kecewa banget ya dengan tindakan Satpol PP Kota Tangerang yang merazia Ibu Saeni?
Banyak yang menjual makanan, kayak di supermarket tapi mereka tidak di razia, kenapa yang warteg malah dirazia, bahkan makanannya pada diambilin.
Apakah kamu setuju Perda tersebut dihapus?
Selama kita nggak melanggar aturang-aturan yang telah ditetap oleh keyakinan kita, dan mengganggu ibadah orang lain nggak masalah.