Suara.com - Film pendek terbaik versi La Semaine de la Critique 2016 di Cannes, Prancis, jadi pembicaraan hangat di seantero negeri.
Adalah Wregas Bhanuteja yang menjadi sutrada film Prenjak atau In The Year Of Monkey.
Kepada wartawan, Wregas bercerita film tersebut terinspirasi dari kisah teman kecilnya yang bernama Saka. Ketika itu, Saka bercerita pengalaman berjalan-jalan di alun-alun Yogyakarta.
"Di sana dia ketemu perempuan jual wedang ronde, tapi juga jual korek sebatang Rp10 ribu. Dengan korek itu bisa lihat kemaluannya," kata Wregas di Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (27/5/2016).
Perempuan semacam itu dikenal sebagai ciblek. Ciblek ini sebenarnya nama burung di Jawa.
Dan dari sanalah, ide itu menjadi karya.
"Saya mau judulnya nama burung juga tapi pilih nama lain. Akhirnya saya pilih Prenjak," kata lelaki berusia 23 tahun.
Judulnya kemudian di-Inggris-an supaya mendunia.
"Judul bahasa Inggrisnya In The year Of Monkey, alasannya hanya karena kru di sini rata-rata lahir tahun 92 berarti shio kami monyet. Ini mewakili semangat kita berkarya dan juga tahun ini tahun monyet. Dengan kata lain harusnya tahun kami dan terbukti alhamdulillah menang," kata Wregas.
Prenjak bercerita tentang Diah yang tengah butuh duit dalam waktu cepat. Lantas, dia menjual korek api itu.