Aisyah: Melihat Toleransi Beragama dari Laudya Cynthia Bella

Kamis, 19 Mei 2016 | 14:50 WIB
Aisyah: Melihat Toleransi Beragama dari Laudya Cynthia Bella
Laudya Cynthia Bella memerankan karakter Aisyah di Film 'Aisyah'.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Menjelang hari kebangkitan nasional yang jatuh pada 20 Mei, industri film Indonesia menghadirkan film bertema pendidikan, kebangsaan serta semangat kebersamaan. Film berjudul Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara digarap oleh sutradara Herwin Novianto.
 
Film ini menyampaikan dua gambaran masyarakat serta geografis yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara Timur. Kisah bermula saat Aisyah (Laudya Chyntia Bella) barus lulus kuliah strata satu (S1).

Dia mendapat pekerjaan untuk mengajar di Sekolah Dasar di daerah terpencil di kawasan Atambua, Nusa Tenggara Timur yang langsung berbatasan langsung dengan Timor Leste. Di situlah konflik terbangun, Aisyah sempat dilarang pergi oleh ibunya (Lydia Kandau) lantaran khawatir dengan sentimen agama di wilayah tersebut.

Pasalnya, Aisyah beragama muslim dan mengenakan kerudung. Sementara, penduduk di wilayah NTT mayoritas Katolik. Namun, Aisyah akhirnya bisa menyakinkan ibundanya untuk berangkat.

Setibanya di wilayah tempat dia mengajar, Aisyah cukup kaget kerena topografi di Atambua sangat berbeda dengan kediamannya di Ciwidey, Jawa Barat. Atambua beriklim sangat kering dan panas sehingga menghasilkan topografi yang tandus.

Namun, yang dikhawatirkan ternyata tak nampak, Aisyah sangat disambut dengan baik oleh warga setempat. Tak ada permasalahan kultur dan sentimen agama. Karena masyarakat NTT masih sangat menghormati kepala Dusun.

Ada murid nakal bernama Lordis Defam yang sangat membenci Aisyah dan berhasil mempengaruhi teman-temannya agar bolos sekolah. Perlahan-lahan Aisyah mengeluarkan jurus rayuan kepada Lordis dan kawan-kawan untuk belajar lagi di sekolah, meskipun butuh waktu lama.

Lordis pun sudah terprovokasi pamannya yang pernah menjadi korban konflik agama di wilayah Indonesia bagian timur itu. Menurut paman Lordis, Aisyah bisa membawa perang agama di NTT. Dia berpendapat Islam adalah musuh Katolik.

Yang jelas, Herwin Novianto menangkap dengan jelas permasalahan yang ada di Indonesia secara gamblang. Mulai dari ketimpangan antara kehidupan dan ekonomi di Jawa dan NTT. Justru masalah SARA sangat tumbuh subur di masyarakat daerah perkotaan, dan berbanding terbalik dengan masyarakat yang berada di pelosok Indonesia Timur.

Film ini wajib tonton bagi anda semua lantaran film Aisyah menjadi wujud Indonesia saat ini. Film ini mulai tayang di bioskop mulai 19 Mei 2016.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI