Bimbim Bicara Pendidikan, Tolak Murid Diuji

Sabtu, 14 Mei 2016 | 09:03 WIB
Bimbim Bicara Pendidikan, Tolak Murid Diuji
Musisi Slank, Bimbim [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ujian Nasional tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP) sederajat baru saja berakhir pada 12 Mei kemarin. Semua orangtua tentunya berharap anak mereka bisa melewati ujian kelulusan itu.

Namun berbeda dengan Bimbim "Slank". Meski anak pertamanya, Mezzaluna d'Azzuri sedang menempuh UN tingkat SMP, dia tak ambil pusing dengan hasil akhir.

Menurut Bimbim tak ada murid yang bodoh. Karenanya, laki-laki bernama lengkap Bimo Setiawan Almachzumi itu punya pandangan lain tentang ujian pendidikan di Indonesia.

Berikut wawancara suara.com dengan Bimbim seputar UN terkait sistem pendidikan di Indonesia belum lama ini (wawancara dilakukan saat UN masih berlangsung) :

Sebagai orangtua, bagaimana pandangan anda tentang UN?

Kan semua pasti lulus kan. Gue sih nggak setuju sama ujian yang ngetes murid. Yang perlu diuji gurunya.

Lho kok begitu?

Kan ada pepatahnya guru kencing berdiri murid kencing berlari. Ya jadi murid itu ya tinggal gimana gurunya.

Kenapa murid tak perlu diuji?

Psikolog atau apapun ilmu mengatakan tidak ada murid yang bodoh. Yang ada guru yang tidak bisa mengajarkan muridnya. Jadi kenapa yang dites muridnya?

Kenapa guru yang perlu dites?

Kadang kan daerah mana yang nggak terekspos gurunya yang nggak mau berkembang.

Jadi menurut anda di Indonesia tak perlu ada UN? Perlu ganti sistem?

Sebaiknya jangan dibebankan ke murid. Yang diuji justru gurunya.

Tapi kan dalam UN ini tujuannya agar anak terpacu untuk mendapatkan nilai bagus. Menurut anda?

Nggak. Banyak cerita orang yang gagal di sekolah justru jadi orang sukses kok.

Misalnya?

Dulu Einstein aja dianggap nggak normal di sekolahnya. Tapi dia jadi penemu yang luar biasa.

Lho terus fungsi sekolah apa?

Sekolah tuh mencari pergaulan. Belajar bermasyarakat. Sama mengasah otak kita. Tapi bukan nilai yang kita tuntut. Kalau nilai doang mah kayak orang kita sekarang kan. Kepikirannya nyogok. Sampai ijazah disogok yang penting gue punya nilai.

Tapi sekolah itu menerapkan disiplin ke anak, seperti tidak boleh mencontek misalnya. Menurut anda?

Justru itu pelajarannya. Kita hanya kasih pelajaran dasar sisanya dia. Karena kalau dia nyontek ketauan dan diomelin itu akan jadi pelajaran buat dia.

Jadi dengan membiarkan malah jadi pelajaran?

Ya kalau dia punya salah kan jadi pelajaran buat dia. Daripada diwanti-wanti nggak boleh ini nggak boleh itu malah biasanya anak muda malah nggak diikuti. Gue aja gitu semakin banyak aturan semakin nggak ngikuti rules.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI