Suara.com - Otopsi yang dilakukan terhadap Prince menunjukkan bahwa ada obat penghilang rasa sakit bermerk Percocet yang ditemukan dalam tubuh sang bintang musik pop tersebut, kata laporan Minneapolis Star Tribune dan KSPT-TV, Kamis (5/5/2016).
Prince juga memiliki jumlah sel darah merah terlalu rendah, yang menunjukkan bahwa ia sebelumnya sudah sakit, kata jaringan Minneapolis ABC, KSTP-TV, yang mengutip dua pejabat penegak hukum yang tidak disebutkan jati dirinya.
Seorang juru bicara pada kantor pemeriksa medis setempat, yang melaksanakan otopsi terhadap jenazah Prince, tidak bersedia memberikan komentar soal laporan media tersebut.
Penyebab kematian Prince masih belum dipastikan. Kantor pemeriksaan medis mengatakan pada akhir April bahwa hasil otopsi dan toksikologi baru akan bisa diketahui berminggu-minggu kemudian.
Laporan-laporan media itu muncul setelah pihak berwenang federal mengatakan pada Rabu bahwa mereka bergabung dengan tim penyelidik kematian Prince.
Badan Pengatur Obat-obatan Amerika Serikat serta kantor Kejaksaan AS di Minnesota akan membawa sumber-sumber dari federal ke misi investigasi daerah. Sumber-sumber tersebut memiliki keahlian soal penggunaan terlarang dan perdagangan obat-obatan di bawah resep dokter, kata kantor Kejaksaan AS.
Juga pada Rabu, seorang pengacara bagi dokter California yang ahli ketergantungan obat mengatakan bahwa perwakilan Prince telah mengontak dokter tersebut pada malam sebelum ia meninggal.
Pengacara menambahkan bahwa sang dokter sebenarnya telah berencana untuk mengunjungi Prince dalam 'misi untuk menyelamatkan nyawa'.
Prince meninggal pada 21 April dalam usia 57 tahun. Ia ditemukan tak bernyawa di kompleks studio-rumah miliknya, Paisley Park, di sebuah daerah pinggiran di Minneapolis.
Obat kecanduan berdasarkan resep ditemukan di tempat Prince meninggal, kata seorang sumber di kalangan penegak hukum kepada Reuters.
Dr. Howard Kornfeld, yang mengelola klinik Recovery Without Walls di Mill Valley, California, sebelumnya berencana untuk terbang ke Minnesota pada 22 April, kata pengacaranya, William Mauzy.
Sementara itu, putranya yang juga merupakan anggota staf klinik, Andrew Kornfeld, terbang ke Minnesota pada 21 April untuk melakukan diskusi awal.
Ketika Andrew Kornfeld tiba di Paisley Park, Prince tidak bisa ditemui, kata Mauzy. Seorang anggota staf menemukan artis tersebut dalam keadaan tidak sadar di sebuah lift, dan Kornfeld menelpon nomor darurat, 911.
Sebelumnya, The National Enquirer juga melaporkan Prince meninggal akibat terpapar virus AIDS. Menurut diagnosa doker, tekanan darahnya turun drastis dan suhu tubuhnya merosot dari 98,8 derajat ke 94 derajat celcius. Prince benar-benar kekurangan zat besi, sangat lemah dan kebingungan.
Media tersebut juga mengutip dari sumber jika Prince tak tidur selama enam hari menjelang ajal. Dia juga jarang makan karena makanan dan minuman yang masuk ke mulutnya selalu dimuntahkan.
Menurut kabar yang beredar, Prince didiagnosa mengidap AIDS sejak 6 bulan lalu. Dia disebut-sebut mengidap virus HIV sejak tahun 1990. Waktu itu, Prince menolak diobati dan yakin penyakitnya bisa disembuhkan hanya dengan berdoa.
"Tuhan akan menyembuhkan saya," kata seorang teman menirukan kalimat Prince kala itu. (Antara/ The National Enquirer)