Suara.com - Artis senior Titiek Puspa pernah terserang kanker pada 2012 silam atau tepatnya saat berusia 74 tahun. Si pelantun lagu Kupu-kupu Malam ini masih ingat betul momen tersebut karena ada keajaiban dari Tuhan.
Kepada suara.com baru-baru ini, Eyang, begitu dia biasa disapa, menceritakan pengalamannya bisa selamat dari penyakit paling mematikan itu. Berikut wawancara lengkapnya;
Eyang pernah terkena kanker apa?
Kandungan ke bawah. Kalau orang serviks aja, tapi saya sampe kandungan ke bawah.
Bagaimana mulanya Eyang bisa terkena kanker?
Emang dari keluarga, keturunan. Bapak meninggal kancer, kakak ku tiga meninggal ada cancer semua, ibu ku jantung. Pas kemarin dokter bilang aku kena jantung ya sudah semua warisan aku telan semua. Warisan ku banyak, kolesterol, darah tinggi, jantung, asam urat. Pokoknya menikmati warisan orangtua.
Bagaimana keadaan awal Eyang saat divonis kanker?
Badaanku bengkak. Naik 15 kilogram. Dokter bilang akan diare dan nggak suka makan. Malah opposite semua. Bukan diare malah nggak bisa buang air. Malah harus minum pencahar. Dan malah minta makan terus.
Proses penyembuhan waktu itu bagaimana?
Itulah. Orang kena kancer berobat sampai bertahun-tahun. Aku dua setengah bulan di Singapura sudah nyerah. Saya bilang 'Tuhan saya sudah nggak kuat, kalau mau ambil silahkan'. Kalau sembuh tolong kasih isyarat. Nah nggak lama dari situ kemudian saya minta tiket. Pulang ke Jakarta. Anak saya nggak boleh (melarang). Dokter nggak boleh. Tapi saya bilang tiket in this early morning. Ya sudah berangkat ke Jakarta. Turun dari pesawat anakku cerita, 'Mah, temenku struk setengah badan, orangnya cantik. Sampe udah mau crazy'. Eh dia ketemu sama Pak Hemaloka diajarin meditasi. Satu jam abis itu minum. Istirahat. Meditasi lagi. Kalau orang sakit lima jam. Aku ikut. Dan aku meditasi selama 13 hari. Pokoknya 5 jam meditasi. Istirahat, meditas 5 jam lagi terus menerus.
Akhirnya menjalani meditasi? bagaimana rasanya?
Itu hari hari sakit semua kayak digigit semut, diantup tawon, tapi tak diemin. Pokoknya meditasi aja. Hari terakhir, ke-13 itu, berjuta rasa tak diemin. Tau tau kayak dibawa terbang. Indah di atas sampe lama, katanya aku senyum sampai setengah jam. selesai meditasi aku tanya 'kok gini?' katanya 'yaudah sembuh'. Kataku sembuh dari Hongkong. Tapi kok bener tak liat tak raba nggak ada yang sakit.
Jadi sudah 100 persen sembuh?
Anak saya nggak percaya, katanya sembuh dari Hongkong. Saya diajak balik ke Singapura, diperiksa. Di bagian kemo dilihat, mereka surprise, clean katanya. Terus dokter sinar juga bilang clean. Bagian kebidanan juga clean. Kata mereka back again satu tahun empat kali ke sana, hasilnya tetap clean. Setengah tahun kembali lagi, tetap clean. Itu hanya karena meditasi.
Jadi pengobatan hanya dalam waktu 13 hari?
Itu kemampuan diri masing-masing orang. Ada anak muda, ada teman anak saya. Anaknya keputihan dari SMP sampe mahasiswa. Kayak orang mens. Ikutan meditasi. Hari kedua keluar semua. Habis itu nggak keluar lagi. Dua hari mancret. Anak muda lebih cepat.
Eyang masih ada rasa nggak percaya bisa sembuh total?
Nah, waktu itu saya kurangi kegiatan hingga 50 persen. Padahal sampai usia 70 saya masih seperti kuda hitam. Tapi setelah sembuh saya teringat disembuhkan dari sakit luar biasa. Saya kira saya punya hutang sama Tuhan, harus berbuat sesuatu. Makanya bikin lagu anak-anak. Anak sekarang kan nggak punya lagu. Makanya aku kumpulin anak 100 orang dipilih jadi 10, diberi nama Duta Cinta. Aku ajari semua nyanyi nari akting, sampai sekarang.