Suara.com - Rapper 50 Cent telah mengakui tumpukan uang yang dipamerkan di akun Instagramnya beberapa waktu lalu adalah uang palsu. Dia beralasan memakai properti uang palsu untuk menjaga brand atau produk yang dipromosikan.
Penjelasan itu disampaikan 50 Cent melalui pengacaranya di pengadilan. Hakim minta klarifikasi karena sebelumnya laki-laki bernama asli Curtis James Jackson III itu mengajukan permohonan status bangkrut setelah kalah dalam gugatan senilai belasan juta dolar oleh perusahaan sebuah merk ponsel.
Kendati begitu, 50 Cent belum bisa bernafas lega. Penggunaan uang palsu bisa saja menyeretnya kepada masalah baru, yakni terkait salah satu tugas Secret Service atau pasukan khusus pengawal presiden Amerika Serikat. Secret Service adalah badan yang bertanggung jawab untuk menindak pemalsuan mata uang AS.
Seperti dilansir Billboard, Kamis (10/3/2016), Juru Bicara badan kemanan rahasia itu, Robert Hoback enggan berkomentar secara langsung mengenai kasus 50 Cent. Dia hanya memberitahu ada aturan terkait izin percetakan, penebitan, dan ilustrasi mata uang AS. Kata dia, mata uang AS boleh ditiru sebagai ilustrasi namun hanya tiga perempat dari ukuran aslinya. Itu pun properti harus dimusnahkan setelah digunakan.
secret Service pernah melakukan investigasi untuk penggunaan poperti uang yang salah. Itu terjadi pada tahun 2000 saat adegan ledakan di film Rush Hour 2. Ledakan itu menyebabkan ratusan ribu dolar uang palsu berhamburan dan jatuh ke tangan para figuran dan pejalan kaki.
Hoback mengiyakan sekalipun sudah mematuhi protokol di percetakan dan penerbitan, tetap saja penggunaan uang palsu bisa menimbulkan masalah hukum. Tapi Hoback tak bisa menjawab apakah penggunaan uang palsu di media sosial seperti yang dilakukan 50 Cent melanggar hukum. Sebab, apa yang dilakukannya bukan untuk video musik, film atau tujuan hiburan lainnya, melainkan menjual merk.
"Pada intinya jika itu uang palsu dan kita dibuat sadar itu, kami akan menyelidiki," ujarnya.