Suara.com - Musisi Yovie Widianto diam-diam sering berkunjung ke desa-desa di Tanah Air. Baru-baru ini, dia baru saja pulang dari Provinsi Bangka Belitung.
"Empat jam yang lalu, saya masih berada di Sungai Liat, Bangka Belitung, untuk melihat perkembangan musik Dambus di sana," ujar Yovie dalam peluncuran buku "Kebangkitan Desa" di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Dambus merupakan musik tradisional Melayu di Bangka yang masih bertahan hingga kini. Musik Dambus biasanya diiringi tari-tarian yang bernuansa Melayu pula.
"Saya melihat, ada perbedaan yang cukup signifikan sebelum dan sesudah adanya dana desa," terang dia.
Meski demikian, Yovie menyebut pembangunan dana desa harus disesuaikan dengan kebutuhan desa itu karena setiap desa memiliki keunikan yang berbeda.
Ia memberi contoh Desa Cempluk di Malang, yang berhasil menjadi desa budaya. Di desa itu diselenggarakan festival budaya selama sepekan dan dihadiri turis mancanegara.
"Itu semua tanpa adanya bantuan. Sekarang, dengan adanya dana desa, saya harap semakin berkembang," harap dia.
Kebutuhan yang ada di desa, tidak hanya sekedar infrastruktur. Yovie menyebut sejumlah desa mengaku belum memiliki fasilitas jaringan internet. Padahal, untuk maju dan dikenal, desa perlu terkoneksi dengan internet. (Antara)