Suara.com - Lama tak terdengar kabarnya, aktor Tommy Kurniawan terlihat lebih relijius dan tengah mendalami Islam. Belakangan, dia menjadi salah seorang penggagas acara kajian Islam di salah satu masjid di daerah Jakarta Selatan.
Tommy pun ikut menularkan semangat mengikuti kajian Islam kepada sang istri, Fatimah Tania Nadira dan dua anaknya. Bagaiman ceritanya Tommy terlibat dalam kegiatan keagamaan? berikut wawancaranya dengan suara.com.
Bagaimana ceritanya bisa menjadi penggagas kajian Islam?
Tentunya di sana kita bisa silaturahim dengan sesama Muslim dan saling berbagi ilmu, karena ini majelis ilmu. Dalam kehidupan, kita kadang suka khilaf dan mungkin memang kita mengetahui materinya, tapi sering lupa atau khilaf. Jadi kita mengingatkan dengan acara acara seperti ini. Manusia itu tempat khilaf dan ada dosa juga.
Materi apa yang biasa dikaji?
Saya dan teman teman fantasiru mengadakan acara ini untuk mengenalkan masyarakat tentang keteladanan dan sunah Nabi, seperti sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Ini temanya tentang kepemimpinan.
Lebih kepada mengenal sosok manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Kita sebagai umatnya, menurut saya, wajib mengenal dan mencintai dia (Nabi Muhammad SAW). Ya, kebetulan saya sama teman teman mengagas acara ini.
Ada yang bilang ini hanya latah karena banyak artis yang belakangan mendalami Islam. Sebut saja seperti Teuku Wisnu dan Reza eks band NOAH. Menurut kamu?
Hmm, saya kalau ada waktu kosong dan waktu luang, saya datang. Kalau lagi ada kerjaan, ya nggak datang. Kita perlu belajar ya, makanya buat kajian bersama teman-teman seperti ini.
Bagaimana dengan keluarga?
Istri dan anak lagi di Malaysia, saya nggak ikut. Kalau lagi di Jakarta, mereka pasti ikut, kayak dua minggu yang lalu.
Jadi ikut melibatkan anak dan istri?
Iya, saya suka bawa istri dan anak kalau acara kayak ini. Saya juga bikin seperti ini di rumah, contoh yang baik untuk anak.
Bagaimana caranya mengenalkan agama kepada anak?
Saya memulai pendidikan anak dengan sekolah dan guru ngaji. Saya suka tes anak, udah bisa apa aja, bisa ini itu. Bahkan, ada teman saya anaknya sudah hafal 30 juz, orang tuanya yang belajar sama anaknya. Saya mau memberikan yang terbaik untuk anak saya.
Anak-anak sendiri seperti apa menerimanya?
Namanya juga anak-anak ya, memang nggak ngerti seutuhnya. Kita tetap memberikan ingatan yang baik dan pelajaran yang baik. Seperti surah-surah dan ayat ayat pendek, baca salam, dan lain lain.
Ada pesan untuk orangtua lain?
Ajarin jangan serius banget, bisa sambil bercanda, supaya nyangkut sama mereka pelajaran itu. Anak akan bertanya dengan sendirinya. Kalau anak udah bertanya, Insya Allah udah inget di otaknya.