Suara.com - Raditya Dika merupakan salah satu stand up komedian atau komik di Indonesia. Guyonannya di atas panggung selalu mengocok perut penonton. Namun, ternyata banyak komika yang kebablasan saat menyampaikan joke-nya. Biasanya, perkataan yang keluar seperti kalimat kasar, cabul atau menghina.
Selain komika, tak sedikit artis atau pelawak yang harus berurusan dengan hukum gara-gara kebablasan di TV. Ambil contoh peristiwa yang dialami Raffi Ahmad. Suami artis Nagita Slavina ini diseret ke Polda Metro Jaya gara-gara lawakannya yang dianggap melecehkan profesi wartawan. Ternyata, Radit-begitu diakrab disapa, punya tips mengatasi masalah ini.
Belum lama ini ada artis tersandung masalah karena dianggap menyinggung profesi wartawan. Ada tips agar tak mengalami hal sama?
Menurut gue tergantung siapa yang nonton sih. Kalau yang nonton orang-orang yang tidak terbuka pada yang akan kita bicarakan, mungkin tidak akan nyampe dan disikapinya seperti itu. Jadi penting banget tahu dulu siapa audiencenya.
Lalu bagaimana cara kamu menyiapkan penampilan on air di TV?
Kalau di TV harus banyak yang kita sensor sendiri sih.
Termasuk mencoba materi sebelum on air?
Pasti. Kayak gue kemarin Sabtu abis nyoba bikin open mic sendiri. Bawain materi baru. Jadi, yang seperti itu mau nggak mau harus dicoba dulu.
Bagaimana kamu memilih materi stand up comedy?
Selama ini adalah dimana gue bicara. Kalau gue bicara di tempat umum atau TV pasti ada beberapa hal yang nggak akan diomongin.
Apa saja pantangan yang haram dibawakan?
Joke-joke yang jorok si udah pasti nggak ya. Cuma kalau di off air yang isinya temen seumuran biasanya bisa balas juga.
Termasuk yang bertema SARA?
Kalau sampai ke SARA sih nggak. Gimana obrolan kita aja sama siapa kita bicara
Boleh dibilang saat tampil off air sangat mungkin kebabalasan?
Lepas banget. Nggak ada pakem.
Pernah dapat kritikan saat open mic off air?
Sejauh ini nggak ya. Karena kalaupun gue bablas, ya palingan seputar ngatain temen-temen gue di panggung aja.
Pesan untuk komik atau komedian supaya tak kebabalasan?
Kalau on air kita anggap yang nonton itu ada bapak, ibu dan orang tua kita. Bayangin aja, malu nggak kita ngomongin hal itu diliat mereka. Paling itu aja.
Terakhir, bagaimana kamu melihat stand comedy yang terus berkembang di Indonesia?
Kalau gue seneng ya. Berkembang banget. Gue sama anak-anak membesarkan stand itu di Comic Cafe Kemang. Sebelumnya sih udah ada yang bikin juga kayak Iwel, Taufik Safalas almarhum. Cuma di eranya sekarang, komunitas kami yang melahirkan komik-komik baru. Kalau saya sih terus terang bangga. Karena sekarang ada beberapa juga yang akhirnya bikin stand up comedy.