Kampanye Iklim, Film Alam Berbicara Versi Indonesia Diluncurkan

Laban Laisila Suara.Com
Sabtu, 07 November 2015 | 14:07 WIB
Kampanye Iklim, Film Alam Berbicara Versi Indonesia Diluncurkan
Lukman Sardi jadi salah satu pengisi suara film 'Alam Berbicara'. [Suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga nirlaba Conservation International atau CI Indonesia meluncurkan film "Alam Berbicara" yang merupakan versi Indonesia dari kampanye global untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air.

"Kampanye sosial ini sebagian besar berbasis media sosial dan sudah diluncurkan CI menjelang COP21 yang diselenggarakan di Paris, Prancis pada 30 November-11 Desember 2015 dan bertujuan untuk membentuk kesepakatan internasional tentang iklim yang mengikat secara hukum," ujar Wakil Presiden, Ketut Sarjana Putra, di sela-sela peluncuran film di Jakarta, Sabtu (7/11/2015).

Pesan utama dari kampanye sosial "Alam Berbicara" adalah ajakan untuk masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kelestarian alam, dengan memproklamirkan bahwa alam tidak memerlukan manusia tapi sebaliknya, manusia memerlukan alam. Kampanye sosial berskala nasional itu terdiri dari berbagai kegiatan yang dimulai hari ini.

Kampanye tersebut pada tingkat internasional, menampilkan delapan film pendek dengan tema 'suara alam' yang dinarasikan oleh selebriti internasional terkemuka seperti Harrison Ford, Julia Roberts, Penelope Cruise dan Edward Norton.

CI Indonesia menarasikan semua film dalam Bahasa Indonesia dan baru saja meluncurkan empat film yang disulihsuarakan oleh selebriti-selebriti Indonesia yaitu Christine Hakim, Lukman Sardi, Pandji Pragiwaksono dan Najwa Shihab. Mereka, secara berturutan, berperan sebagai Ibu Pertiwi, Samudra, Hutan dan Air.

"Kampanye sosial ini bertujuan untuk menggugah kesadaran publik tentang pentingnya mendengarkan alam dan mendorong aksi dari masyarakat luas, pemerintah, komunitas, institusi-institusi dan sektor swasta menuju pembangunan berkelanjutan di Indonesia," jelas dia.

Kedua versi film tersebut, Indonesia dan internasional, akan ditayangkan di stasiun televisi nasional dan disebarluaskan melalui media sosial.

"Hutan dan lautan adalah sumber kehidupan dan jika keduanya dipelihara dengan baik, maka kita dapat mengurangi dampak perubahan iklim global. Indonesia perlu mengadopsi jalur-jalur pembangunan berkelanjutan yang inovatif dan mulai menghargai serta melindungi alam. Namun, perubahan seperti ini perlu waktu." Berdasarkan data Forest Watch Indonesia pada 2011, seluas 1,5 juta hektar hutan dirusak setiap tahunnya dan 95 persen dari terumbu karang kita terancam punah.

"Situasi itu bisa menjadi lebih buruk bila kita semua tidak bertindak sekarang. Kita bertanggungjawab akan kerusakan dan eksploitasi alam yang berlebihan. Kita perlu komitmen masyarakat untuk melestarikan alam demi mencapai kesejahteraan manusia. Mengurangi laju deforestasi dan pemutihan terumbu karang serta meningkatkan peran fasilitator adalah fokus dari upaya-upaya CI di Indonesia." terang dia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI