Suara.com - Nama Ridho Rhoma dikenal sebagai penyanyi solo dangdut Indonesia. Belakangan, anak laki-laki raja dangdut Rhoma Irama ini melipir ke Electronic Dance Music (EDM) atau biasa disebut anak gaul dengan musik ajeb-ajeb.
Menurut Ridho, lumrah seseorang mempelajari jenis musik lain. Apalagi, kata dia, EDM saat ini sedang berkembang di dunia.
Berikut wawancara khusus suara.com dengan Ridho Rhoma di Jakarta belum lama ini.
Kok pilih musik ajeb-ajeb?
Sekarang liat iklan di TV, dengar musik lihat apapun hampir semua ada genre EDM. Teknologi juga mengarah ke sana, musik ini sedang berkembang.
Awal mula mengenal EDM?
Kebetulan saya kuliah audio engineering dan pernah mempelajari itu. Pernah belajar apa itu electronic music. Memang nggak dalem, tapi dari situ mulai kenal EDM, mulai tahu.
Seberapa besar perkembangan musik EDM di dunia?
Besar sekali. Berbagai band sudah pakai unsurnya. Mau band musik pop, atau band manapun, let say Maroon 5, Lady Gaga, Rihanna, lagu India semua udah menggunakan unsur electronic. Porsinya aja yang beda-beda. Ada yang banyakan analognya, ada juga yang sudah electronic pure. Dari situ saya mulai menjalani lah. Seperti di musik saya yang moving on. Di situ sudah mulai ada unsur-unsur electronic walau nggak banyak.
Sudah ada job panggung dengan konsep EDM?
Nah, kemarin diajak gabung sama salah satu TV. Ikutan program The Remix. Di situ dikasih tahu dijelasin programnya seperti apa. Saya nggak liat EDM-nya aja sih. Di situ memicu pengembangan kreativitas kita juga. Saya lihatnya termotivasi, kita bakal bisa diberikan kebebasan berekspresi.
Kalau bukan di acara begini di mana lagi. Jadi begitu tahu konsepnya, oke ini keren jadi akhirnya saya mau. Saya rasa saya bakal dapet banyak pelajaran pengalaman. Ketemu sama orang orang bertalenta dan ternyata benar.
Ada pengalaman menarik?
Di sini saya ketemu penyanyi lain, yang biasanya ketemu gitu aja. Tapi sekarang bener bener bikin project. Kita bener bener bahas musik, cari produser musik, dan ternyata mereka yang punya bakat ini dikontrak sama Armada, label besar di dunia. Ada banyak DJ (Disc Jockey) besar dunia di Armada. Kan internasional kelasnya. Keren banget.
Dari mereka jadi banyak input buat saya. Baik dari stage act, panggung, musik. Jadi bener bener nambah ilmu. Yang tadinya cuma denger musik EDM sekarang jadi tahu banyak. Kalau ternyata EDM itu genrenya banyak banget. Jadi lebih paham.
Boleh dibilang Kamu menemukan jati diri di EDM?
Nggak juga sih ya. Justru dari dulu saya seperti itu. Dari dulu saya memang dengerin macem macem musik. Bukan dangdut aja. Tapi lagu Arab, Spanyol, India, Barat, saya dengar semua.
EDM di Indonesia masih belum populer. Menurut kamu?
Menurut saya, segmentednya EDM di sini hanya dalam porsi awareness. Tanpa disadari mereka sudah dengar musik itu kok. Entah itu dari iklan. Misalnya kita dengar iklan salah satu pasta gigi.."I'm bulletproof nothing to lose". Lagunya David Guetta itu kan orang pasti denger karena sehari-hari. Di program musik banyak lah.
Jadi masalah mereka bisa nerima atau nggak kan masalah waktu aja. Karena dunia udah mengarah ke sana. Tinggal proses aja.
Ada niat mengawinkan dangdut dengan EDM?
Kenapa nggak? Dangdut kan musik fleksibel. Selama ini saya coba untuk melebarkan dangdut. Musik dangdut saya kan saya masukin unsur lain, ada orkestranya, klasik, popnya juga. Kemudian juga saya bikin agak british. Mungkin dengan ada EDM juga, ya why not. Yang penting gimana caranya bisa nge-blend unsur-unsur itu tadi.
Tantangannya?
Ada yang bilang kesannya jadi maksa. Itu sih tantangannya bagaimana bisa memasukan unsur yang nggak lazim di EDM tapi jadi tetap enak. Kayak lagu Arash yang judulnya Broken Angel, itu ada unsur Timur Tengahnya ada dangdut juga, tapi dibikin EDM.
Sudah pernah coba?
Iya. Kayak di minggu awal saya gabung di The Remix, saya bawain lagu Menunggu. Lalu saya coba juga lagu Ada Apa Dengan Cinta dengan dangdut dan EDM.
Maybe, music is universal. Nggak bisa dikotak-kotakan, nggak hanya dangdut. Bahkan Justin Timberlake aja bisa memenangkan awars untuk dua genre berbeda untuk album Pop dan RnB terbaik.
Jadi nanti bakal dateng ke Djakarta Warehouse Project 2015 (acara dance music)?
Bisa jadi, kayaknya sih iya. Udah ada tiketnya juga sih, hahaha. Kalau nggak ada kerjaan ya jalan, kalau tiba-tiba ada kerjaan ya kerja dulu baru ke sana.
Sepertinya serius di EDM?
Saya pengen orang tahu kalau di Indonesia ternyata, saya juga baru tahu, punya produser EDM yang keren. Kalau mau ditanya ada berapa, banyak. Kalau mau ditanya siapa-siapanya mereka juga sudah pasti punya nama di kalangan EDM, kalau mau liat ya dari The Remix itu. Waktu dengar musik mereka di sound cloud, nggak nyangka kalau mereka orang Indonesia. Ya wajar kalau mereka sampe bisa dikontrak sama Armada.
Apa yang selanjutnya akan kamu lakukan?
Kalaupun saya akan buat album EDM, yang saya akan produksi musik EDM dengan produser sini, orang Indonesia dan dibawa ke dunia. Biar orang tahu kalau Indonesia punya sumber daya manusia yang nggak kalah bagusnya.