Suara.com - Diangkat dari novel berdasarkan kisah nyata berjudul Ayah Menyayangi Tanpa Akhir karya Kirana Kejora, kisah diawali dengan pertentangan.
Arjuna Dewangga atau Juna (Fedi Nuril) mencintai Keisha Mizuki (Kelly Tandiono), seorang perempuan berdarah Jepang. Serius ingin menikah, Juna kemudian mengenalkan Keisha dengan kedua orangtuanya.
Sayang, orangtua Juna yang berdarah Jawa ningrat menolak kehadiran Keisha karena dianggap mewarisi darah penjajah. Sejak itu, Juna putuskan meninggalkan rumah dan menikah dengan Keisha.
Singkat cerita, Keisha melahirkan laki-laki yang diberi nama Mada(Naufal Azhar). Sayangya, kebahagiaan itu sirna setelah Keisha meninggal dunia saat melahirkan.
Dengan susah payah Juna membesarkan Mada. Juna membesarkan Mada hingga berusia belasan tahun. Selama itu pula dia memilih menjadi orangtua tunggal dan tak menikah lagi.
Ujian hidup Juna tak berhenti di situ. Selepas kepergian Keisha, dia dihadapkan kenyataan pahit saat Mada didiagnosa menderita kanker otak.
Juna yang berprofesi sebagai apoteker ini tahu risiko pengobatan penyakit tersebut. Dia mulai depresi ketika kondisi Mada makin parah dan terpaksa harus dioperasi.
Di sisi lain, Mada justru lebih tenang. Dia sadar kematian bisa kapan saja menjemputnya. Saat kondisinya kian parah, Mada meminta Juna membawanya pulang ke kampung halaman untuk bertemu dengan keluarga besar.
Apakah Juna dan Mada kembali diterima di keluarganya? Dan apakah Mada berhasil sembuh melawan penyakitnya?
Film ini memberikan gambaran baru tentang kasih sayang seorang ayah kepada anak. Jika kebanyakan film mengumbar perjuangan seorang ibu, film ini menyuguhkan sudut pandang berbeda.