Polisi New York Serukan Boikot Terhadap Film Quentin Tarantino

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 27 Oktober 2015 | 11:57 WIB
Polisi New York Serukan Boikot Terhadap Film Quentin Tarantino
Sutradara Quentin Tarantino dan Uma Thurman saat menghadiri Festival Film Channes 2014. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serikat polisi kota New York,menyerukan boikot terhadap film terbaru Quentin Tarantino. Seruan ini dilancarkan karena Tarantino dinilai telah mendiskreditkan jajaran kepolisian.

Seruan untuk memboikot film "The Hateful Eight" ini setelah sutradara eksentrik peraih dua Oscar itu ikut turun ke jalan memprotes kematian tersangka tak bersenjata di tangan polisi.

"Bukan hal yang mengherankan bahwa orang yang hidup dengan memuliakan kejahatan dan kekerasan adalah seorang pembenci polisi juga. Sudah waktunya untuk memboikot film Quentin Tarantino," kata Patrick Lynch, wakil pihak kepolisian New York.

Film terbaru Tarantino ini sebenarnya tak ada urusan dengan polisi, karena mengisahkan para pemburu hadiah di Wyoming, pascaperang saudara di Amerika. Film ini rencananya akan mulai diputar pada libur Natal mendatang.

Selama ini Quentin Tarantino memang dikenla dengan karyanya yang unik dengan beberapa dia antaranya masuk kelompok box office, seperti "Reservoir Dogs" dan "Pulp Fiction" yang juga memberinya piala Oscar.  

"Para polisi yang disebutnya sebagai 'pembunuh' tidak seburuk fantasi Tarantino. Mereka mempertaruhkan dan kadang mengorbankan hidup mereka untuk melindungi masyarakat dari kejahatan nyata dan kekacauan," tegas Lynch.

Sutradara eksentrik yang kini berumur 52 tahun itu bergabung dengan ratusan orang turun ke jalanan New York pada hari Sabtu (24/10/2015), berkampanye melawan kebrutalan polisi yang mengakibatkan kematian tersangka tak bersenjata dalam tahanan.

Selama setahun terakhir, demonstrasi besar-besaran dilakukan untuk memprotes perlakuan  polisi yang dinilai tidak adil. Para demonstran juga mengkritik apa yang mereka sebut sebagai militerisasi dalam penegakan hukum di AS. (the.news.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI