Suara.com - Yang namanya hobi atau kegemaran memang kadang tak bisa dicerna dengan akal sehat. Kadang seseorang rela menguras uang tabungannya untuk menebus mimpinya demi kepuasan hobi, seperti artis Raffi Ahmad, Rio Febrian, dan Indro Warkop yang menyukai hobi mahal, yakni menunggangi motor besar atau moge.
Raffi sudah kepincut ingin memiliki moge sejak di bangku SMA, sedangkan Rio malah sejak SD sudah punya mimpi ingin menunggangi kuda besi ber-cc besar. Indro bercerita sejak tahun 1978 dirinya sudah mengendarai motor Harley Davidson, dan saat ini motor miliknya itu sudah jadi barang langka yang menjadi buruan kolektor.
Berikut cerita tiga artis itu kepada suara.com.
Klik berikutnya
Raffi Ahmad Membeli Moge Pertama Merek Ducati
Aktor dan presenter Raffi Ahmad telah menduduki kursi ketua umum komunitas motor gede (moge) Ridiss Bikers. Lebih dari 200 motor gede terparkir di sekertariat Ridiss Bikerzz di kawasan Sultan Iskandar, Jakarta Selatan, ketika menggelar upacara pelantikan Raffi.
Raffi mengungkapkan jika kesukaannya terhadap moge sejak duduk di bangku SMA. Suami Nagita Slavina atau gigi ini pun sengaja menabung dengan menyisihkan honor syuting demi bisa menunggangi moge pertamanya.
Bahkan Raffi mengaku membeli moge pertama kalinya merek Ducati. Motor asal Italia itu dibeli agar bisa memuaskan hasratnya.
"Pertama kali beli ducati, nggak tahu kenapa aku beli motor itu, pokoknya aku udah suka banget sama motor itu," kata Raffi saat berbincang dengan suara.com di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Banyaknya tawaran syuting membuat Raffi mudah untuk mengoleksi moge. Tak lama berselang, kali itu, ia membeli moge legendaris asal Amerika Serikat, Harley Davidson dan juga beberapa motor klasik termasuk Vespa.
Walau memiliki koleksi motor dengan harga selangit, ia mengaku jarang menggunakannya ke jalan. Hal itu karena ia sangat sibuk sekali menjalani seorang presenter di beberapa televisi setiap harinya.
Namun, saat ada libur panjang, ia menyempatkan turing menggunakan mogenya untuk melampiaskan hobi lamanya.
"Waktu bujang aja pas lagi libur aku pernah ke Bali sendiri. Kadang juga bertiga sama teman aku," katanya.
Ada hal yang menarik dari hobinya ini, Raffi mengaku terkadang ia ajak mogenya itu berkencan dengannya di saat tak punya pacar. Setiap istirahat dari syuting, ia kendarai mogenya menyusuri jalan-jalan.
“Nah, sekarang kan sudah punya istri sama anak," ucapnya.
Punya hobi menggeber moge tentu saja bikin khawatir keluarga Raffi. Motor dengan bobot berat dan enak dipakai untuk kecepatan tinggi itu sangat berisiko di jalanan.
Raffi mengaku mendapat teguran dari ibunya, Amy Qanita karena hobinya ini. Awalnya ia tak begitu peduli dengan nasehat ibunda, namun setelah punya istri dan anak, ia akhirnya mengurangi menggeber tunggangannya.
"Dulu sih waktu masih muda nggak, tapi pas punya anak, jadi gua sendiri yang khawatir jadi takut, entar gua jatuh anak gimana?," katanya cemas.
Apalagi, katanya, Gigi tak suka dibonceng moge. Mungkin bagi sebagian perempuan merasa keren dibonceng pasangannya di atas moge.
"Gigi nggak suka aku bonceng, katanya takut kalau naik motor," kata Raffi yang mengaku tak akan membeli moge lagi karena uangnya untuk masa depan putranya, Rafathar Malik Ahmad. "Soalnya asuransi sekarang mahal," tutup dia.(Ismail)
Klik berikutnya
Rio Febrian, Dari Harley Davidson ke Royal Enfield
Jika Raffi sudah kepincut ingin memiliki moge di bangku SMA, penyanyi Rio Febrian malah sudah jatuh cinta kepada moge sejak SD. Namun, dia baru bisa menebus mimpinya membeli moge pada tahun 2005. Moge pertama yang ia beli adalah moge impian semua pencinta otomotif, yakni Harley Davidson jenis King Road.
Namun, tak sampai setahun Rio akhirnya menjual motor tersebut. Dia kemudian membeli HD jenis lain, Softail Fat Boy.
"Nah gue pake Fat Boy lumayan lama, lima tahunan. Gue sering pake touring. Lumayan rutin touring-nya pake motor itu," ujar Rio saat berbincang dengan suara.com.
Rio termasuk tipe bosenan. Ia selalu ingin mencicipi moge dengan tipe berbeda. Lagi-lagi ia menjual Softail Fat Boy setelah lima tahun ditunggangi. Selanjutnya dia beralih ke moge buatan Italia, Ducati Multistrada.
Tak lama ia memacu Ducati. Ia kemudian beralih ke motor buatan Inggris yang sudah melegenda, Royal Enfield. “Sekarang pake Royal Enfield," ujarnya.
Bagi Rio, pengalaman mengendarai moge mengundang rasa puas yang tak bisa dibayar oleh apapun. Pengalaman itu kata dia, juga tak ada di hobi lain.
"Kalau bicara motor gede bicara segala macam. Terus ada kepuasan saat lu bisa ngegas full dengan CC mesin yang besar," ucapnya.
Saat rajin berkeliling dari kota ke kota dengan moge, banyak pengalaman yang didapat Rio. Mulai dari mengunjungi tempat-tempat menarik sampai pernah juga mengalami kecelakaan kecil di jalan.
Saat, kata Rio, moge yang dikendarainya menabrak motor lain di persimpangan lampu merah sampai akhirnya terjatuh.
"Kita akhirnya jatuh sama-sama. Tapi ini pengalaman yang paling unik, karena gue nggak salah tapi malah disalahkan, cuma karena motor gue lebih gede. Ini hukum yang aneh," ujarnya.
Beruntung, Rio tak mendapat luka berarti di tubuhnya akibat kecelakaan itu. Pasalnya, dia selalu membalut tubuhnya dengan aksesoris keselamatan.
"Gue selalu mementingkan kelengkapan safety gear. Misalnya pake jaket yang bahannya nggak mudah robek, helm yang sudah berstandar, body protector. Ya, kaya gitu-gitu lah," ujarnya. (Yazir Farouk)
Klik selanjutnya
Indro Warkop Jadi Dedengkot Geng Motor
Siapa yang tak kenal aktor senior Indrodjojo Kusumonegoro atau atau dikenal Indro Warkop. Dia sudah melegenda dengan motor besar yang selalu jadi tunggangannya, Harley Davidson (HD).
Satu-satunya personel grup Warkop yang tersisa ini sudah mengendarai Harley sejak 1978 silam. Bahkan, koleksi motornya itu sudah jadi barang langka di pasaran.
"Ada yang bayarin Rp250 juta juga nggak saya lepas," kata Indro dalam sebuah perbincangan dengan suara.com.
Salah satu HD milik Indro yang langka itu jenis WL yang sejarahnya juga dibuat versi militer saat Perang Dunia II. Saat ini, motor kesayangannya itu telah diwariskan kepada salah satu anaknya.
"Sekarang harga gila-gilaan. Yang itu saya kasih anak, motor saya tinggal dua atau tiga saja," bebernya.
Semua motor miliknya itu merek HD. Soal perawatan, lelaki berusia 57 tahun itu tak pernah lalai. Ia memperlakukan tunggangannya itu seperti badannya sendiri.
"Saya disiplin, saya perlakukan barang saya seperti memperlakukan badan saya. Kalau saya disiplin mandi, makan, gitu juga dengan barang-barang itu," katanya.
Tak heran di kediaman Indro di bilangan Kayu Putih, Jakarta Timur, diberikan ruang khusus sebagai bengkel untuk motor kesayangannya. Dia selalu menjaga performa karena bisa saja sewaktu-waktu diajak touring hingga luar negeri, salah satunya ke tempat kelahiran HD di Amerika Serikat.
"Kilometer terjauh 12 ribu. Itu di Amerika Serikat. Orang lihatnya, ‘Wah gila Indro sampai jauh. Padahal kebetulan ada sponsor dan kenal orang sana yang juga suka motor," ungkap laki-laki yang lahir pada 8 Mei 1958 yang mengungkapkan punya banyak kenalan berkat hobinya itu hingga mancanegara.
Indro ikut perkumpulan beberapa geng (baca: klub) motor. Salah satu geng yang didirikannya Black Angel. Namun, ia juga bagian dari HDCI (Harley Davidson Club Indonesia) dan juga anggota kehormataan di Brother Hood, geng motor yang paling disegani asal Bandung.
Indro juga senang berbagi pengetahuan soal motor dengan teman-temannya di klub. Banyak pengalaman yang membawanya selalu hadir di kegiatan klub, meski usianya sudah tak muda.
"Sampai saat ini saya masih aktif. Sayang senang merangkul teman-teman dan saya masih senang naik motor. Dengan bermotor saya bisa puas dan bangga melakukan apa yang saya suka," pungkas Indro. (Nanda)