Dangdut Kalah Pamor, Annisa Bahar Salahkan Pemerintah

Sabtu, 29 Agustus 2015 | 08:03 WIB
Dangdut Kalah Pamor, Annisa Bahar Salahkan Pemerintah
Penyanyi dangdut Annisa Bahar. [suara.com/Nanda Hadiyanti]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 17 Agustus lalu, Indonesia merayakan dirgahayu kemerdekaannya ke-70. Sayangnya, banyak yang beranggapan nasionalisme masyarakat justru makin pudar. Hal ini tak lain budaya Barat yang marak masuk ke Tanah Air. Mulai dari musik, fashion hingga tekhnologi.     

Keprihatinan juga dirasakan penyanyi dagdut Annisa Bahar. Sebagai warga negara Indonesia, dia sedih nasionalime masyarakat tergerus. Khususnya di industri musik.  

Berikut curhat Annisa kepada suara.com saat ditemui di Jakarta baru-baru ini.

Seperti apa kamu melihat semangat nasionalisme masyarakat saat ini?

Nasionalis udah agak pudar dengan adanya budaya asing. Terutama Korea. Orang sepertinya lebih bangga dengan K-Pop.

Kalau dari segi budaya aku pengennya kita lebih mengenalkan tradisi budaya asli Indonesia seperti Jaipong atau tari Jawa, Aceh, Padang, Betawi dan tari daerah lain yang harusnya jadi kebanggan bangsa.

Siapa yang sepatutnya disalahkan?

Pemerintah (presiden Jokowi). Karena memang nggak bisa disalahkan budaya luar lebih berani keluar uang untuk mengenalkan budayanya ke bangsa lain. Jadi kesannya tuh, bangsa luar bisa diterima dan bisa cari uang di negara kita enak. Artis dari luar di negara kita jadi artis hebat. Tapi, kalau artis kita ke negara mereka kan nggak sama kayak mereka yang ke sini.

Ada pesan buat pemerintahan Presiden Jokowi?

Kalau bisa pemerintah konsen dengan pengenalan budaya. Jangan Korea aja yang booming. Jangan konser Korea aja yang bisa ramai. Sedih, musisi luar meledak, kita sendiri musisi dalam negeri bikin konser malah sepi. Padahal artis kita bagus-bagus. Tapi nggak terpublikasi dengan baik.

Bagaimana melihat generasi muda yang cenderung memilih musik impor?

Sedih banget ada generasi mengikuti budaya Barat atau asing lainnya. Bukannya konsen sama budaya sendiri.

Saat ini banyak penyanyi yang akhirnya mengikuti keinginan pasar dengan bergaya Korea atau Barat. Menurut kamu?

Miris banget. Mudah-mudahan para pekerja seni itu cepet sadar kalau budaya asing bukan sesuatu yang bisa jadi kebanggaan di sini. Kalau kita bisa membanggakan budaya kita sendiri kan jadi prestasi yang bermakna sebagai putra-putri bangsa.

Ada pesan ?

Pastinya saya mau menyampaikan kalau dangdut itu salah satu musik yang bisa dibanggakan. Dangdut is the music of my country. Jangan deh malu jadi penyanyi dangdut. Betapa dulu aku dihina-hina jadi pedangdut tapi aku bertahan. Karena aku pikir ini budaya yang perlu dilestarikan.

Ini alasan  'mewariskan' dangdut ke anak (Juwita dan Jelita)?

Iya dong. Aku kan sekarang ada Putri Bahar. Mereka kan bisa jadi contoh dangdut itu ngga gitu-gitu aja. Mereka membawa dangdut menjadi sesuatu yang lebih fresh. Tanpa perlu mengikuti budaya asing. Mudah-mudahan bisa jadi inspirasi buat penyanyi lainnya.

Yakin mereka tak tergoda budaya asing? Kalau nggak salah lagu Putri Bahar berjudul Pusing Pala Berbie disebut menjiplak lagu Barat?  

Aku maunya besok-besok buat musik ke sesuatu etnik. Yang bisa mencirikian budaya kita supaya bisa lebih mempopulerkan budaya nggak kalah sama yang Korea atau barat.

Jangan budaya asing terus. Mereka di sini enak. Sedangkan kita mau konser di sana setengah mati. Cintailah budaya Indonesia. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan peduli dengan produk dalam negeri khususnya musik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI