Kisah Suram Pekerja Migran Indonesia di Negeri Kincir Angin

Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 01 Agustus 2015 | 08:03 WIB
Kisah Suram Pekerja Migran Indonesia di Negeri Kincir Angin
Ilustrasi film (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seperti apa kehidupan para imigran gelap asal Indonesia di Belanda? Semua itu dipotret dan terpapar di film dokumenter berjudul Dispereert Niert besutan sutradara muda Irwan Ahmett.

"Film ini melihat persoalan migran 'undocumented' yang kusut untuk mengurainya," ujar Irwan usai pemutaran film tersebut di Jakarta, Jumat (31/7/2015) malam.

Film itu, ujar dia, juga untuk merefleksikan temuan berdasarkan kehidupan keseharian para pekerja tersebut. Isu yang diangkat dalam film tersebut adalah permasalahan di tempat kerja seperti tempat kerja yang tidak layak, upah tidak dibayar, beban kerja berat, hubungan dengan majikan serta penipuan oleh agen.

Selain permasalahan mengenai tempat kerja, permasalahan sosial yang ditunjukkan, seperti hidup berkeluarga, hidup dalam bayang-bayang kekhawatiran pemeriksaan polisi, kehidupan sosial, isu transgender, hingga permasalahan bahasa dan kesehatan.

Untuk menggambarkan hubungan migrasi dengan pekerja migran, Irwan menggunakan simbol-simbol misalnya terowongan untuk menunjukkan keadaan gelap yang dialami pekerja migran itu.

"Kerumitan dalam simbol-simbol untuk menunjukkan kondisi yang ada. Pekerja rumah tangga sendiri sudah simbol budaya, tapi belum diakui sebagai pekerjaan pasti di Belanda," ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) Netherlands Yasmine Soraya mengatakan dengan adanya film tersebut diharapkan kondisi migran gelap di negeri Kincir Angin dapat dilihat oleh semua orang dan dijadikan pelajaran.

"Saya harap film ini dapat merefleksikan situasi dan kondisi migran di Belanda," ujar dia.

Ia juga berharap dengan adanya film dokumenter tersebut, negara dapat menunjukkan kehadirannya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan pekerja migran Indonesia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI