Suara.com - Jadi Figuran Sejak Suami Meninggal Dunia
Extras atau pemeran figuran menjadi salah satu pekerjaan yang banyak diminati saat ini. Selain tak menguras tenaga, honornya pun lumayan. Seperti yang dilakukan oleh Lisa Maharani, salah satu extras dalam sinetron 7 Manusia Harimau.
"Sebelumnya saya pernah jadi talent, tapi lama lagi dapat syutingnya, akhirnya saya minta ke agensi untuk jadi extras aja," kata Lisa diwawancarai Suara.com di Buperta, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (3/7/2015).
Lebih lanjut Lisa menceritakan, sebenanrya dia tidak berniat menjadi extras. Mulanya dia diajak anak laki-lakinya, Panji, untuk kasting di salah satu production house.
"Saya malah diajak sama anak saya. Anak saya bilang 'Mama pasti bisa', akhirnya saya coba dan sampai sekarang. Anak saya juga extras, di sinetron GGS jadi vampir, sekarang juga lagi syuting," kata perempuan yang kerap dipanggil Mama oleh sesama extras itu.
Lisa mulai menggantungkan hidup sebagai extras sejak suaminya meninggal dunia. Dia melihat beberapa pekerjaan sebagai extras cukup menjanjikan. Apalagi, lokasi syuting terbilang dekat dengan rumahnya.
Tapi, bukan berarti pekerjaan tersebut tanpa tantangan. Lisa punya trik jitu supaya laris.
"Kalau misalnya hari ini saya dapat dialog sama Adjie Pangestu, itu istilahnya bocor. Maksudnya, wajah kita sudah terlihat di TV. Kalau udah gitu nanti dicallingnya lama lagi, bisa tiga hari baru dipanggil lagi," sambungnya.
Karena itu, Lisa menyiasati agar tidak terlalu sering tampil mencolok di depan layar kaca. Kalau kebagian adegan beramai-ramai, perempuan yang lahir pada 22 April 1971 ini memilih baris paling akhir.
"Biar nggak bocor, biar dicalling terus," ujarnya sambil tersenyum.
Lisa sepertinya sudah nyaman memilih jalan kariernya sebagai extras dan meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai guru anak-anak berkebutuhan khusus.
"Untungnya di sini enak, krunya enak, korlapnya enak, artinyas juga baik. Malah kadang artisnya yang nyapa kita duluan karena sudah hapal. Mereka kalau ketemu bilang 'Hai warga Kumayan, apa kabar?' Mereka yang senyum duluan," lanjutnya lagi.
Meski di usia yang sudah tak lagi muda, dia masih bisa menikmati pekerjaannya sebagai ekstras dengan kisaran bayaran Rp60-100 ribu sekali syuting.
Rela Dibayar Rp60 ribu-Rp90 ribu sekali Syuting
Namanya Yuwita Novianti. Perempuan kelahiran 11 November 1991 ini mulai menjadi pemain ekstra (figuran) sinetron sejak Desember 2014. Saat ini, dia seringkali muncul di sinetron laga 7 Manusia Harimau.
Menurut Yuwita, profesi pemain ekstra yang dijalaninya sekarang hanya untuk mengisi kekosongan. Ternyata dia punya pekerjaan utama, yakni sebagai guru Matematika di SMP Taruna Baja, Cibubur, Jakarta Timur.
"Kebetulan saya cuma ngajar Senin sampai Rabu saja. Sisanya saya syuting di sini," katanya baru-baru ini.
Yuwita mulai mengajar dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Usai itu, dia bantu-bantu di Yayasan sekolah tersebut. Bekerja keras adalah salah satu prinsip yang dipegang sejak dulu.
Bagi Yuwita, menjadi pemain ekstra bukan lah hal memalukan. Justru, dia bangga bisa menjalani dua profesi berbeda bersamaan. Apalagi, profesi tersebut memberikan penghasilan tambahan .
"Sekali syuting dibayar Rp 60 ribu sampai Rp 90 ribu," ucapnya.
Bicara suka duka selama menjadi pemain ekstra, Yuwita punya banyak cerita. Berita senangnya, dia tak jarang mendapat jatah dialog sehingga bayarannya pun berlipat. Pernah juga dia mendapat panggilan namun tak beradegan. Untungnya tetap dibayar.
"Kalau nggak enaknya suka direndahkan karena cuma pemain ekstra. Tapi saya selalu belajar dari artis-artis di sini. Bagaimana cara berekspresi dan lain-lain," katanya.
Meski kerap direndahkan, kata Yuwita, dirinya tak pernah mendapat pengalaman kurang mengenakan dari para kru sinetron amupun produser, seperti mislanya digoda atau diajak kencan semalam.
"Kalau begitu mah mending nggak usah. Alhamdulillah nggak ada yang negatif kayak gitu," ujarnya.
Di sinetron 7 Manusia Harimau, Yuwita berperan sebagai Prajurit Saga. Agar adegannya maksimal, dia juga mendapat pelatihan berkelahi. "Hasilnya lumayan lah di kamera, hehehe," ucapnya bangga.
Terpaksa Bayar Rp1 Juta demi eksis di layar kaca
Vidya Anggraeni sudah memulai kiprahnya sebagai ekstras sinetron dan film sejak 2008. Latar belakangnya yang pernah main tetaermembuatnya tak kesulitan beradegan.
"Jadi dulu aktif di teater, nah saat ada pertunjukan saya dapat peran sebagai seorang dokter antagonis," kata Vidya ditemui suara.com di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan beberapa waktu yang lalu.
"Dulu tuh judul De Item. Itu kalau nggak salah bareng si Adi Bing Slamet sama yang main Entong," lanjutnya Vidya.
Waktu itu, Vidya hanya dibayar Rp50 ribu. Maklum, perannya hanya sekedar lewat saja. Setelah mendapt dialog, honornya naik menjadi Rp75 ribu. Hal ini memotivasi Vidya menjadi seorang artis. Sayang, tak satupun peran utama dia dapatkan.
"Udah itu beberapa kali ikut casting kayak iklan, sinetron dan film," lanjutnya.
Meski gagal di sinetron dan film, Vidya beruntung pernah tampil di beberapa iklan televisi. "Sinetron film jarang dapat tapi kalau iklan lumayan banyak tapi lupa iklan-iklan apa aja," jelasnya.
Demi eksis tampil dilayar kaca, Vidya bahkan rela merogoh kocek pribadinya. "Saat itu agency minta duit Rp1 juta. Tapi saya bayar setengahnya dulu, kan dulu duit sejuta gede juga," jelasnya.
Lulus kuliah Vidya kembali menjajal peruntungannya menjadi seorang artis. Kali ini dia menggunakan strategi baru.
"Sekarang tuh lebih ikut-ikut ke ajang pemilihan-pemilihan atau ikut lomba-lomba model, soalnya dari beberapa casting aku lihat yang lolos kebanyakan cewe-cewe yang udah jadi model," lanjutnya. (naskah & foto: Ismail, Yazir Farouk, Nanda Hadiyanti)