Suara.com - Artis, yang kini menjadi anggota dewan, Lucky Hakim, mengatakan bahwa dirinya diperas oleh wartawan palsu. Lucky mengakui bahwa dirinya sempat berteman dengan para pelaku berinisial RA, A dan I itu.
Awal perkenalan terjadi pada 2012 awal, saat Pilkada Kota Bekasi, Jawa Barat. "Dekat tapi tidak terdaftar dalam tim sukses. Dari teman, mereka jadi benalu dan sekarang kelewatan," kata Lucky yang ditemui di Matraman, Jakarta Timur, Minggu (21/6/2015).
"Awalnya mereka tidak punya pekerjaan. Di berkas mereka ada kartu pers gadungan. Wawancara abis itu minta uang, ada datanya," sambung anggota dewan komisi VII itu.
Belakangan, Lucky mengetahui bahwa pelaku juga sering memeras orang-orang yang berada di lingkungan politik. Mereka tak segan mengaku sebagai anggota partai tertentu untuk melancarkan aksinya. Karena itu, Lucky membawa kasus pemerasan ini ke pihak berwajib.
Sebelumnya, Tim Unit I Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya membekuk RS dan A yang diduga terlibat pemerasan terhadap Lucky Hakim.
Keduanya diciduk di Rest Rustiq Plaza Senayan pada Rabu (17/6/2015) pukul 17.00 WIB. Hanya RS yang dijadikan tersangka, sedangkan dua lainnya masih berkeliaran dengan bebas.
Pelaku diduga mengancam membuka kasus perceraian, pajak dan juga ijazah palsu milik Lucky.