T: Adegan penamparan itu memang settingan?
J: Kalau soal penamparan itu perintah filmnya, filmnya ingin naik dan pihak film minta ‘ada gimmick dong’, ya, udah kita bikin gimmick dan itu dihembusin, jadi sebenarnya bukan ada unsur setting sesuatu. Kalau setting-an itu filmnya gak ada, terus kita buat sesuatu. Tapi ini film layar lebarnya ada, gue dan Bella yang memerankannya juga (film Dendam Arwah Rel Bintaro)
T: Soal kabar prewedding duduk persoalannya seperti apa?
J: Itu bukan prewed, tapi dihembuskannya prewed. Gue gak tahu ada media online gak netral, entah deal-dealan apa sama Tata Liem. Kayak gue ke Bali itu ceritanya gue sendiri ke bali saat itu sudah putus sama Bella. Tiba-tiba bella ingin ke Bali nemuin gue dan ingin minta maaf.
Dia nyusul ke Bali bersama timnya. Tata datang, Ozi (Ozi Syahputra) datang, sama anak buahnya dan infotainment, dibilang, ‘nanti foto-foto’, dan kita memang foto-foto. Tapi pas sampai di Jakarta dibilangnya prewed, kita memang foto di GWK (Garuda Wisnu Kencana), yang fotoin Ozi ada infotainment di belakangnya, gue merasa dijebak.
T: Selain itu, ada kabar Mas Adjie melamar Bella di Medan?
Itu selamatan karena gue pas mau ke Medan kena masalah, pesawatnya susah mendarat, terus gue jatuh dari motor, gue selamatan di Medan, selamatan kecil sama anak yatim, dan gue kasih cincin ke Bella. Cincin itu bukan tanda lamaran tapi kayak orang ngasih aja, ‘gue ingin serius sama lo dan ini gift buat lo’, tapi dihembuskannya apa? Adjie melamar.
Tadinya lebih parah lagi, ini demi Allah, bisa konfrontasi sama Tata, gue. Tata bilang, ‘Mas adjie nanti gimana kalau pas turun dari apartemen Bella dari atas dan pas di bawah kita siapin Pak Haji, nanti hembuskannya Mas Adjie sudah kawin sirih.’ Sampai sudah sejauh itu pikirannya loh. Terus gue bilang sama Tata, ‘gue gak mau kalau soal itu, karena ini menyangkut keluarga besar gue'.
Kedua, kalau wartawan jeli, kita pernah diwawancara soal bella pernah mendadak pingsan di kolam renang. Habis berenang pingsan, katanya perutnya sakit, mau diarahin ke hamil. Itu padahal tidak sakit, tidak apa-apa, sampai kita masuk rumah sakit di sebelah apartemen, di UGD gak ngapa-ngapain, dokter bingung karena gak kenapa-kenapa, tapi ribut kerena ingin muncul jadi berita. Jadi berita itu dikondisikan, dan gue gak bisa lepas dari situ.