Dihujat, Anggun Jelaskan Pandangannya soal Hukuman Mati

Tomi Tresnady Suara.Com
Senin, 04 Mei 2015 | 14:01 WIB
Dihujat, Anggun Jelaskan Pandangannya soal Hukuman Mati
Anggun Cipta Sasmi. [suara.com/Nanda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diva internasional Anggun Cipta Sasmi merasa kecewa ucapannya soal penolakan hukuman mati terhadap terpidana narkoba telah dipelintir oleh media di Indonesia sehingga menimbulkan pro dan kontra di kalangan pendukung dan bukan pendukungnya di media sosial. Tak sedikit netizen yang malah mengirimkan hujatan kepada penyanyi berdarah Jawa ini.

Anggun merasa media telah salah mentafsirkan tulisannya sehingga seolah-olah pemilik hit Snow on the Sahara itu bilang “Indonesia negara kuno”.

Menurut Anggun tak demikian. Ia mengklarifikasi melalui Twitternya, "Yang saya katakan dalam setiap orasi, "Indonesia negara besar, toleran dan modern tetapi untuk hukum ini (hukum mati) sifatnya obsolete, kuno."

Penjelasan itu dirasa belum cukup. Ia pun merasa perlu meluruskan kembali soal pandangannya terhadap hukuman mati dan rasa nasionalismenya terhadap Indonesia dengan membuat surat terbuka untuk rakyat Indonesia yang sudah termaktub di akun Facebook pribadinya.

To the People of Indonesia.

Belakangan ini ada kontroversi tentang opini saya mengenai hukuman mati yang kebanyakan datang dari hujatan netizen di social network dan ini penjelasan saya.

Saya adalah seorang ibu, darah saya 100% Indonesia. Seorang ibu yang mencintai anaknya seperti layaknya semua ibu di Indonesia. Dan tentunya saya menolak, berperang dan membenci Narkoba juga semua pihak yang membantu membuat atau menjualnya.

Narkoba adalah musuh manusia yang menghancurkan hidup dan memecahkan keluarga. Narkoba memperkayai mafia juga orang yang gemar korupsi dibelakang kepedihan orang-orang kecil. Tentu saja saya berdiri di sisi korban dan di sisi semua orang yang membenci Narkoba. Mereka yang membuat dan menjual racun Narkoba harus di adili dan harus diberi hukuman yang seberat-beratnya di penjara.

Saya juga seorang pembela Hak Asasi Manusia. Saya bekerja sama dengan PBB sebagai Goodwill Ambassador dan dalam Universal Deklarasi Hak Asasi Manusia tertulis larangan membunuh manusia. Saya sangat percaya bahwa kita tidak bisa membasmi kriminalitas dengan membunuh orang-orang yang terlibat dalam kejahatan. Nyawa yang dibalas nyawa tidak akan mengembalikan hidup korban. Kematian bukanlah keadilan. Untuk saya, hanya Allah semata yang mempunyai hak atas hidup dan mati manusia.

Saya ingin hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya kepada para kriminal. Saya membenci koruptor yang membantu bandar Narkoba menjalankan bisnis penjualan bahkan lewat penjara. Saya ingin adanya proyek bantuan kepada keluarga dari korban Narkoba, seperti Ibu Ephie Craze yang surat terbukanya amat dan sangat menyentuh saya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI